Scroll untuk baca artikel
Luar Negeri

Bagaimana Diplomasi Kepala Negara Membawa Momentum Baru dalam Hubungan Tiongkok-Rusia?

34
×

Bagaimana Diplomasi Kepala Negara Membawa Momentum Baru dalam Hubungan Tiongkok-Rusia?

Sebarkan artikel ini
Presiden Tiongkok Xi Jinping

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA  – Di tengah meningkatnya proteksionisme dan unilateralisme global, hubungan Tiongkok-Rusia tetap kokoh dan menunjukkan perkembangan positif.

Pada tahun 2024, perdagangan bilateral kedua negara mencatat rekor tertinggi sebesar US$ 244,8 miliar—naik 1,9% dari tahun sebelumnya—menandakan ketahanan dan kekuatan kemitraan strategis kedua negara.

Menurut Andrey Denisov, Ketua I Komite Hubungan Luar Negeri Rusia sekaligus mantan Duta Besar Rusia untuk Tiongkok, arahan strategis dari para kepala negara menjadi faktor penentu stabilitas dan keberlanjutan hubungan Tiongkok-Rusia.

Pekan lalu, Tiongkok mengumumkan bahwa Presiden Xi Jinping akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia pada 7–10 Mei, atas undangan Presiden Vladimir Putin. Xi juga dijadwalkan menghadiri peringatan 80 tahun Kemenangan Perang Raya di Moskow. Kunjungan ini menegaskan pentingnya diplomasi tingkat kepala negara dalam mendorong kemitraan strategis dan komprehensif menuju era baru.

Baca Juga :   Asteroid Berdiameter 1 Meter Masuk Atmosfer Bumi, Terbakar di Samudra Pasifik

Pilar Stabilitas

Selama dekade terakhir, Xi dan Putin telah bertemu lebih dari 40 kali dalam berbagai forum bilateral dan multilateral. Pertemuan yang intens dan terbuka ini menjadi landasan kuat bagi dinamika hubungan kedua negara.

Pada tahun 2013, Xi memilih Rusia sebagai tujuan pertama kunjungan kenegaraan perdananya sebagai Presiden Tiongkok—sebuah sinyal awal dari pendekatan yang berlandaskan prinsip kesetaraan, saling percaya, dukungan timbal balik, kemakmuran bersama, dan persahabatan jangka panjang.

Pada kunjungan Xi ke Moskow pada Juni 2019, kedua pemimpin menyepakati peningkatan status hubungan menjadi kemitraan strategis komprehensif dalam era baru. Setelah terpilih kembali sebagai presiden pada Maret 2023, Xi kembali memilih Rusia sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya. Begitu pula Putin, yang setelah terpilih kembali pada Mei 2024, menjadikan Tiongkok sebagai destinasi pertama kunjungan kenegaraannya.

Baca Juga :   Tesla Model Y Menjadi Mobil Terlaris di Tiongkok pada 2024, Terjual 480.309 Unit

“Presiden Xi selalu bersikap hormat, bersahabat, dan terbuka, serta menjalin komunikasi dengan gaya seperti seorang pebisnis,” ujar Presiden Putin, menggambarkan suasana pertemuannya dengan Xi sebagai “dialog sahabat lama yang juga membahas isu-isu bilateral dan global secara produktif.”

Duta Besar Tiongkok untuk Rusia, Zhang Hanhui, menyebut kedua kepala negara sebagai “pemandu” utama hubungan Tiongkok-Rusia, yang berperan sebagai jaminan mendasar bagi stabilitas jangka panjang.

Menjawab Ketidakpastian Global dengan Stabilitas Bilateral

Pada awal 2025, Xi dan Putin mengadakan pertemuan virtual untuk membahas agenda strategis sepanjang tahun. Keduanya menegaskan tekad mempererat kerja sama, mendukung pembangunan nasional masing-masing, serta memperjuangkan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam tatanan global.

Presiden Xi menyatakan kesiapannya untuk terus bekerja sama dengan Presiden Putin dalam memperkuat hubungan bilateral dan menjaga daya tahan kemitraan ini menghadapi dinamika global yang penuh tantangan.

Baca Juga :   Rantai Pasokan Apple Tertekan oleh Tarif di Tengah Spekulasi Kenaikan Harga iPhone

Ma Youjun, pakar dari Akademi Ilmu Sosial Provinsi Heilongjiang, menilai bahwa diplomasi kepala negara telah membuat hubungan Tiongkok-Rusia semakin mapan, dinamis, dan erat—memberikan momentum baru sekaligus stabilitas di tengah ketidakpastian dunia.

Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok yang menyebutkan bahwa kunjungan Xi akan memperdalam kepercayaan politik, meningkatkan koordinasi strategis, dan memperluas kerja sama praktis antara kedua negara.

“Sikap saling memahami kedua pemimpin,” demikian disampaikan Kementerian, “akan menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat kedua negara dan memperkuat stabilitas serta memberikan energi positif bagi komunitas internasional,” katanya. (PRNewswire)