BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Jakarta menegaskan langkah besarnya untuk menjadi pusat kreativitas dan inovasi ekonomi berbasis kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP) di Asia Tenggara. Upaya ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Festival Kekayaan Intelektual (FKI) 2025, konferensi yang secara khusus membahas potensi dan tantangan pengembangan kekayaan intelektual di Jakarta. Acara ini digelar pada 1–2 Agustus 2025 di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Acara ini didukung oleh Komite Ekonomi Kreatif Jakarta (KE JKT) sebagai mitra strategis Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, dan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan ekosistem ekonomi kreatif: pelaku industri, regulator, akademisi, investor, komunitas kreator, hingga pembuat kebijakan nasional. FKI 2025 dirancang sebagai ruang kolaborasi untuk merumuskan arah baru ekosistem IP Jakarta, sekaligus memperkuat posisi kota ini sebagai pusat IP menjelang perayaan usia ke-500 pada tahun 2027.
Robby Wahyudi, Ketua Umum Komite Ekonomi Kreatif Jakarta menuturkan bahwa Jakarta adalah kota dengan energi kreatif yang luar biasa. “Akan tetapi energi itu perlu ekosistem yang mampu mengelolanya menjadi nilai ekonomi yang berkelanjutan. Melalui FKI 2025, kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa kekayaan intelektual bukan sekadar perlindungan hukum, tapi fondasi pertumbuhan ekonomi kreatif kota. Harapannya, festival ini bukan hanya jadi ajang diskusi, tapi juga pemicu kolaborasi antar-kreator, industri, dan pemerintah untuk menempatkan Jakarta di peta IP global.”
Senada dengan itu, Andhika Permata, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, menegaskan bahwa FKI menjadi momentum penting untuk mengangkat talenta kreatif Jakarta sekaligus memperkenalkan inisiatif baru di sektor film.
“Jakarta adalah kota penuh talenta. Tantangannya adalah memastikan ide-ide besar yang lahir setiap hari tidak berhenti sebagai konten sesaat, tapi menjadi aset yang dilindungi dan diwariskan. FKI kami harapkan menjadi ruang kolaborasi untuk mempercepat lahirnya ekosistem IP yang sehat. Pada kesempatan ini kami juga memperkenalkan Filminginjakarta.co.id sebagai landasan Jakarta menuju Kota Sinema — mempermudah produksi, perizinan, dan penyiapan lokasi bagi sineas, sekaligus menjadikan Jakarta pilihan utama untuk memproduksi film.”
Sementara itu, Atika Nur Rahmania, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta, yang hadir sebagai narasumber pada hari kedua, menyoroti pentingnya festival ini dalam konteks visi jangka panjang Jakarta menjelang 500 tahun.
“Momentum Jakarta 500 tahun adalah kesempatan emas untuk menata ulang arah pembangunan kota, tidak hanya secara fisik tetapi juga dalam pengelolaan aset tak berwujud seperti kekayaan intelektual. IP adalah bagian dari identitas dan daya saing kota modern. FKI menjadi forum penting untuk mensinergikan kebijakan perencanaan kota dengan aspirasi para kreator, sehingga visi Jakarta sebagai kota global yang kreatif dan berkelanjutan dapat terwujud.”
FKI 2025 akan menghadirkan rangkaian diskusi panel, paparan kebijakan, serta sesi inspiratif dari tokoh-tokoh industri kreatif dan pemerintah, termasuk kehadiran Perwakilan Kementerian Ekonomi Kreatif RI. Acara ini juga akan menjadi forum penting untuk membahas inovasi regulasi, peluang komersialisasi karya, serta strategi perlindungan hak cipta dan merek yang relevan dengan dinamika ekonomi kreatif Jakarta.
Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga tonggak awal kolaborasi jangka panjang untuk membangun ekosistem IP Jakarta yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global.