BISNISASIA.CO.ID, MJAKARTA – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) mengapresiasi langkah Grup MIND ID yang proaktif melibatkan kontraktor lokal dalam proyek strategis nasional pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Keterlibatan kontraktor lokal telah sejalan dengan semangat pemerintah dalam mewujudkan pemerataan ekonomi melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal di daerah.
Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, sebagai integrator ekosistem industri baterai EV pertama di Asia, baru saja meresmikan enam proyek terintegrasi dengan USD 5,9 miliar.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi lintas entitas dalam Anggota Grup MIND ID, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), serta Konsorsium CATL, Brunp, dan Lygend (CBL). Proyek mencakup sektor hulu hingga hilir industri baterai EV, berlokasi di Kawasan FHT Halmahera Timur dan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang.
Kementerian ESDM memperkirakan proyek ini akan menyerap sekitar 8.000 tenaga kerja secara langsung dan menciptakan lapangan kerja tidak langsung bagi kurang lebih 35.000 orang, dan akan mampu menjadi penggerak ekonomi daerah.
Sekretaris Jenderal Gapensi, La Ode Safiul Akbar, menegaskan pentingnya pelibatan kontraktor nasional dalam proyek nasional ekosistem industri baterai EV ini.
Menurutnya, proyek strategis akan semakin memperkuat perekonomian nasional dengan melibatkan pengusaha dan kontraktor lokal. Hal ini adalah wujud nyata dari upaya memastikan manfaat proyek nasional sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia.
“Selama ini, banyak proyek investasi besar, terutama yang melibatkan mitra asing, justru minim melibatkan kontraktor nasional. Padahal, keterlibatan kami sangat penting agar dampak ekonomi proyek ini dapat dirasakan secara luas, khususnya di daerah,” tegasnya.
Ia melanjutkan, pelibatan pelaku konstruksi lokal akan semakin memperkuat daya saing industri dalam negeri.
Gapensi berharap Grup MIND ID dapat menjadi pionir dalam membuka ruang lebih besar bagi kontraktor nasional, baik pada tahap konstruksi maupun pengembangan infrastruktur pendukung.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan multiplier effect dari pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar US$40 miliar per tahun, dan akan terus naik seiring dengan permintaan baterai EV setiap tahunnya.
Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, Bahlil menyampaikan para perusahaan pelaksana program hilirisasi akan konsisten memperkuat nilai tambah bagi ekonomi pusat sekaligus perkembangan ekonomi daerah.
“Adil untuk pengusaha daerah, adil juga untuk masyarakat, dan adil juga untuk pemerintah daerah. Tidak semuanya dibawa ke Jakarta,” sebut Bahlil.