BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali menunjukkan taringnya di sektor kelautan dan perikanan.
Sepanjang empat tahun terakhir, volume ekspor perikanan dari provinsi ini terus mencatat tren positif dan kini telah menjangkau pasar di 42 negara.
Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan bahwa pada tahun 2024, volume ekspor perikanan Sulut mencapai 28.056 ton, naik signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Nilai ekspornya pun menyentuh angka fantastis, yakni USD 162,69 juta atau sekitar Rp2,6 triliun (mengacu pada kurs Desember 2024).
“Kinerja ekspor Sulut secara kuantitatif dan kualitatif terus membaik. Bahkan, Sulut kini masuk 10 besar provinsi dengan nilai ekspor perikanan terbesar di Indonesia,” kata Kepala Badan Mutu KKP, Ishartini, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Pasar Ekspor Luas, Komoditas Kaya
Sebanyak 42 negara menjadi tujuan ekspor produk perikanan dari Sulut. Di antara pasar utama tersebut, sepuluh negara teratas mencakup Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, Australia, Thailand, Vietnam, Hongkong, Korea Selatan, Belanda, dan Kanada.
Adapun komoditas yang diekspor sangat beragam. Dari total 34 item komoditas, produk unggulannya meliputi tuna, cakalang, tongkol, kerapu, ikan layang, ikan asap, goby, rumput laut, hingga marlin.
Sertifikasi Jadi Kunci Kepercayaan Global
Untuk menjaga kualitas dan keberterimaan produk di pasar internasional, KKP melalui Badan Mutu telah menerapkan 9 jenis sertifikasi, mulai dari proses pembenihan hingga sistem distribusi. Sertifikasi tersebut mencakup standar global seperti:
- HACCP
- SKP (Sertifikasi Kelayakan Pengolahan)
- SPDI (Sistem Distribusi Perikanan Indonesia)
- Standar mutu obat dan pakan ikan
- Penanganan ikan di atas kapal
“Peningkatan ekspor ini membuktikan bahwa sertifikasi mutu berdampak signifikan terhadap kepercayaan pasar dan daya saing produk perikanan kita,” ujar Ishartini.
Sinergi Pusat dan Daerah
Badan Mutu KKP juga menggandeng Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Sulawesi Utara untuk memperkuat implementasi jaminan mutu, baik untuk ekspor maupun pasar domestik.
Langkah ini sejalan dengan visi Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, yang menekankan pentingnya quality assurance dari hulu hingga hilir.
“Kita ingin produk perikanan tidak hanya diterima pasar global, tapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat perikanan di daerah,” tegasnya. (Infopublik.id)