Scroll untuk baca artikel
Headline

Cakupan JKN Tembus 98,67%, Indonesia Paparkan Capaian di PBB

36
×

Cakupan JKN Tembus 98,67%, Indonesia Paparkan Capaian di PBB

Sebarkan artikel ini
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Republik Indonesia/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mewakili Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN dalam Expert Panel III bertema “Ensuring Healthy Lives and Promoting Well-being for All at All Ages” pada Sidang *Commission on Population and Development (CPD) sesi ke-58 yang berlangsung di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat tanggal 7-11 April 2025.

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengumumkan bahwa program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mencakup 98,67% penduduk Indonesia.

Capaian ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, dalam Sidang Commission on Population and Development (CPD) ke-58 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada 7–11 April 2025.

“Menjamin cakupan kesehatan semesta bagi 283,8 juta penduduk Indonesia adalah prioritas utama. Saat ini JKN telah menjangkau lebih dari 98% dan ditargetkan mencapai 99% dalam empat tahun ke depan,” ujar Wamen Isyana dalam sesi bertema “Ensuring Healthy Lives and Promoting Well-being for All at All Ages.”

Baca Juga :   Patahkan Stigma, Mengapa Penting Memeriksa Kesehatan Seksual & Reproduksi

Program JKN tidak hanya memperluas akses layanan kesehatan, tetapi juga menjamin kualitas layanan tanpa membebani masyarakat secara finansial. Pengeluaran langsung masyarakat kini menurun menjadi 27,5%, dan beban kesehatan katastropik berhasil ditekan.

Wamen Isyana juga menyoroti perbaikan akses bagi perempuan, termasuk layanan antenatal, tenaga kesehatan terampil saat persalinan, dan fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Terdapat tiga kunci keberhasilan JKN di Indonesia:

  1. Prioritas nasional pada layanan kesehatan primer.
  2. Pendekatan pentahelix yang melibatkan lima unsur: pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat sipil, dan media.
  3. Kebijakan berbasis data, riset, dan evaluasi untuk intervensi tepat sasaran.
Baca Juga :   Kemenkes, BenihBaik.com, dan Easycash Berkolaborasi Dukung Pengurangan Stunting

Selain JKN, Wamen Isyana memaparkan lima program unggulan BKKBN yang berfokus pada ketahanan keluarga dan inklusi sosial, yaitu:

  • GENTING (Gerakan Pencegahan Stunting)
  • TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak)
  • GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia)
  • LANSIA BERDAYA
  • Supper App “Keluarga Indonesia” – platform digital penguatan keluarga

Di forum internasional ini, Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral dengan Fiji dan Filipina.

Bersama Fiji, delegasi Indonesia yang dipimpin Wamen Isyana bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Fiji, Lenora S.Q. Qereqeretabua. Mereka membahas program keluarga, lansia, MBG (Makan Bergizi Gratis), serta pengembangan Center of Excellence Pelatihan Internasional BKKBN.

Baca Juga :   Envision Energy Pasok Turbin 58,5 MW untuk PLTB Libmanan, Percepat Transisi Energi Filipina

Sementara dengan Filipina, Indonesia memperpanjang kerja sama CPD yang telah berlangsung sejak 2019. Hal ini dibahas bersama Dr. Lisa Grace S. Bersales, Wakil Sekretaris POPDEV Filipina, yang sepakat untuk memperpanjang MoU hingga setelah Juni 2025.

Wamen Isyana mengakhiri dengan seruan kepada seluruh negara anggota PBB untuk terus berkomitmen mencapai cakupan kesehatan semesta (UHC) sebagai wujud nyata dari keadilan sosial dan kesehatan sepanjang siklus kehidupan.