Scroll untuk baca artikel
Industri

JW Therapeutics Raih Status Terapi Terobosan untuk Carteyva® di Tiongkok

11
×

JW Therapeutics Raih Status Terapi Terobosan untuk Carteyva® di Tiongkok

Sebarkan artikel ini
Medigen Vaccine Biologics Corp (MVC) telah menandatangani perjanjian kerja sama distribusi regional dengan perusahaan farmasi Substipharm Biologics. Lewat kolaborasi ini, MVC memperluas jangkauan pasar produk vaksin enterovirus di Asia Tenggara.

BISNISASIA.CO.ID, TIONGKOK – JW Therapeutics (HKEx: 2126), perusahaan bioteknologi inovatif dan independen yang mengembangkan, memproduksi, dan menjual produk imunoterapi sel, mengumumkan, Center for Drug Evaluation (CDE), berada dalam naungan National Medical Products Administration (NMPA) Tiongkok, telah memberikan Status Terapi Terobosan (Breakthrough Therapy Designation) untuk Carteyva® (relmacabtagene autoleucel injection) sebagai pengobatan lini kedua pada pasien dewasa yang mengidap Mantle Cell Lymphoma (r/r MCL) yang sering kambuh atau sulit disembuhkan.

Baca Juga :   Vedanta Aluminium Pamerkan Solusi Aluminium Berkelanjutan di Jerman

Carteyva® adalah produk imunoterapi sel anti-CD19 chimeric antigen receptor T (CAR-T) dengan metode transplantasi sel punca yang dikembangkan secara independen oleh JW Therapeutics.

Status Terapi Terobosan ini didukung hasil uji klinis yang mengevaluasi efikasi dan keamanan Carteyva® pada pasien dewasa di Tiongkok yang menderita r/r LBCL dan tidak akan menjalani transplantasi sel punca setelah metode pengobatan lini pertama mengalami kegagalan.

Hasil uji klinis ini merupakan data pertama yang diperoleh untuk pasien Tiongkok.

Baca Juga :   Pelita Air Terima Penghargaan Internasional “Indonesia Sustainability Initiative of the Year – Aviation” di Ajang GovMedia Conference & Awards 2024

Limfoma sel-B berukuran besar merupakan jenis penyakit limfoma non-Hodgkin, serta subtipe limfoma yang paling banyak ditemui pada pasien dewasa.

LBCL termasuk penyakit yang dapat disembuhkan. Namun, 30-40% pasien masih sulit disembuhkan atau kambuh1. Pasien yang menemui kegagalan ketika menjalani pengobatan lini pertama memiliki hasil pengobatan yang buruk.

Meski opsi pengobatan konvensional tersedia, seperti kemoterapi dosis tinggi yang diikuti autologous haematopoietic stem cell transplantation (HDCT/ASCT), menjadi metode pengobatan standar, sekitar lebih dari setengah pasien tidak cocok menjalani ASCT akibat beragam faktor, seperti usia lanjut, komorbiditas, dan lain-lain.

Baca Juga :   Kolaborasi dengan Thariq Halilintar, Muhammad Hakim Luncurkan Keem Skincare Perawatan Kulit Pria

Maka, belum ada metode pengobatan standar bagi pasien yang memiliki hasil sangat buruk2. Lebih lagi, masih banyak kebutuhan medis mendesak yang belum terpenuhi. Dengan demikian, pendekatan terapi aktif yang baru terus dibutuhkan untuk mengobati r/r LBCL.