BISNISASIA.CO.ID, AMERIKA SERIKAT – OpenAI mengungkapkan bahwa ChatGPT menolak sekitar 250.000 permintaan untuk menghasilkan gambar deepfake dari kandidat dalam sebulan terakhir menjelang pemilu Presiden AS 2024.
Permintaan tersebut sebagian besar terkait dengan generasi gambar kandidat menggunakan DALL-E, generator seni AI milik perusahaan tersebut.
Pada bulan-bulan menjelang pemilu, OpenAI mengaku menerima ribuan permintaan terkait pemilu, termasuk gambar-gambar palsu dari kandidat presiden.
Dalam upaya untuk menghindari penyalahgunaan teknologi, OpenAI menegaskan bahwa produk AI mereka dilengkapi dengan “pengaman” untuk mencegah pembuatan deepfakes atau chatbot yang menyamar sebagai kandidat.
Langkah ini diambil setelah munculnya kekhawatiran tentang potensi AI yang digunakan untuk menyebarkan disinformasi dan teori konspirasi selama kampanye.
Pada Januari lalu, pemilih di New Hampshire menerima panggilan robocall deepfake dari seseorang yang mengaku sebagai Presiden Joe Biden, yang berusaha menghalangi mereka untuk memilih dalam pemilu pendahuluan negara bagian tersebut.
Dalam posting blog pada hari Jumat, OpenAI mengungkapkan bahwa ChatGPT menanggapi sekitar 250.000 permintaan untuk membuat gambar deepfake dari berbagai kandidat presiden dan pejabat terpilih, termasuk Presiden Terpilih Trump, Wakil Presiden Harris, Wakil Presiden Terpilih Vance, Presiden Biden, dan Gubernur Walz, dengan menolak permintaan tersebut.
Selain itu, ChatGPT juga diarahkan untuk memberi jawaban terkait logistik pemilu dengan mengarahkan pengguna ke situs resmi *CanIVote.org* yang dikelola oleh Asosiasi Sekretaris Negara Bagian Amerika Serikat.
Selama sebulan sebelum 5 November, ChatGPT memberikan sekitar 1 juta respons yang mengarahkan pengguna untuk memeriksa situs tersebut.
Pada Hari Pemilu, OpenAI mengatakan ChatGPT mengarahkan pengguna yang bertanya tentang hasil pemilu ke organisasi berita seperti Associated Press dan Reuters. Sekitar 2 juta respons ChatGPT pada Hari Pemilu dan hari berikutnya mencakup pesan serupa.
Berbeda dengan chatbot seperti Grok AI milik Elon Musk yang menyuarakan kegembiraan atas kemenangan Trump, ChatGPT menghindari memberikan opini politik tentang kandidat.