BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Produsen mobil listrik asal Tiongkok, Xpeng Motors, menghadapi kritik keras setelah dituding menutupi cacat sistem kemudi pada model Xpeng P7+.
Menurut laporan Economic Information Daily di bawah naungan Kantor Berita Xinhua, perusahaan tersebut diduga mengganti komponen bermasalah secara diam-diam tanpa melakukan penarikan resmi (recall).
Masalah Power Steering Xpeng P7+
Permasalahan berpusat pada sistem power steering yang dilaporkan pemilik bisa tiba-tiba gagal atau bahkan terkunci saat mobil sedang melaju. Kondisi ini jelas berisiko membahayakan keselamatan pengemudi maupun penumpang.
Meski keluhan terus bertambah, Xpeng disebut menolak mengakui adanya cacat massal atau melakukan recall resmi.
Strategi Diam-Diam Xpeng
Investigasi Economic Information Daily menemukan dugaan strategi ganda yang dijalankan Xpeng:
- Menambahkan sealant pada komponen kemudi saat perawatan rutin.
- Mengganti sistem kemudi hanya untuk konsumen yang paling vokal.
Sementara itu, perusahaan tetap menyangkal adanya kerusakan menyeluruh pada produknya.
Seorang pemilik mobil di Shenzhen, bernama Gan, mengaku mengalami gerakan setir tak terkendali saat berpindah jalur. “Xpeng sedang mempertaruhkan nyawa kami,” ungkapnya.
Efektivitas Perbaikan Dipertanyakan
Yang lebih mengkhawatirkan, beberapa mobil yang sudah diganti sistem kemudinya tetap mengalami kerusakan.
Bahkan ada laporan kerusakan kembali hanya dua minggu setelah penggantian, memunculkan keraguan besar atas efektivitas langkah perbaikan Xpeng.
Saat didatangi pemilik di kantor pusat Guangzhou, manajer layanan pelanggan Xpeng, Lei Changliang, menegaskan bahwa prosedur recall ditentukan bersama regulator. Ia menambahkan, masalah perawatan ditangani pusat layanan, bukan kantor pusat.
Dugaan Upaya Hindari Regulasi
Pakar industri menilai langkah Xpeng bisa jadi upaya untuk menghindari aturan recall di Tiongkok. Dengan mengganti komponen bermasalah secara bertahap per kasus, perusahaan dapat mengurangi biaya sekaligus menghindari sorotan regulator.
Kontroversi ini terjadi di saat otoritas Tiongkok baru saja mengumumkan rencana memperketat pengawasan over-the-air (OTA) update pada kendaraan pintar.
Sistem Xinghe milik Xpeng dilaporkan telah menerima sembilan pembaruan besar dalam waktu kurang dari sembilan bulan, menimbulkan pertanyaan soal kepatuhan terhadap regulasi.
Kontroversi yang Terus Memanas
Kasus ini bukan kali pertama diberitakan. Economic Information Daily sudah melaporkannya sejak Juli dan awal Agustus, menandakan eskalasi masalah yang semakin serius. (Carnewschina)