BISNISASIA.CO.ID, HONGKONG – Herbalife meluncurkan sejumlah temuan dari “Asia Pacific Business of Wellness Survey”.
Menurut survei tersebut, meski ada kekhawatiran tentang kondisi ekonomi saat ini, sekitar tiga dari lima calon wirausaha (63%) di Asia Pasifik berencana merintis usaha kecil dalam waktu 18 bulan mendatang.
Di sisi lain, 59% responden memiliki sentimen positif seputar kewirausahaan, serta merasa optimis atas rencana merintis usaha dalam beberapa bulan ke depan.
Survei ini juga mengungkap sejumlah peluang di segmen kesehatan dan gaya hidup dari sisi tingkat belanja konsumen dan potensi bisnis:
Calon wirausaha menilai sektor kesehatan dan gaya hidup sebagai industri keempat yang paling menarik untuk merintis usaha, setelah sektor makanan dan minuman (44%), ritel (30%), serta teknologi (25%).
Survei Herbalife ini dijalankan oleh Talker Research pada Juni 2024.
Lewat survei ini, Herbalife mencermati ambisi dan peluang kewirausahaan, serta tren belanja pada segmen kesehatan dan gaya hidup di Asia Pasifik. Herbalife melibatkan 8.000 responden di 11 negara — Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
“Kami mengamati sikap positif responden di Asia Pasifik seputar kewirausahaan. Dalam survei ini, banyak pemilik usaha kecil di Asia Pasifik memperkirakan tahun 2024 sebagai periode yang lebih baik bagi bisnis dibandingkan tahun lalu. Namun, merintis bisnis baru merupakan hal yang rumit. Demi mengurangi risiko, calon wirausaha dapat mempertimbangkan model bisnis yang modalnya lebih kecil, serta memiliki komunitas suportif yang bisa menyumbangkan wawasan dan keahlian tepat,” ujar Thomas Harms, Senior Vice President & Managing Director, Asia Pasifik, Herbalife.
“Kami tetap mencermati, konsumen semakin tertarik memprioritaskan kesehatan dan gaya hidup. Bagi calon pemilik usaha kecil, kenaikan nilai belanja pada segmen kesehatan dan gaya hidup menghadirkan peluang menarik. Sebagai perusahaan kesehatan dan gaya hidup yang lekat dengan nilai-nilai kewirausahaan, kami selalu berkomitmen membina calon dan telah menjadi wirausaha, serta menciptakan lingkungan yang ikut mendukung mereka merealisasikan potensi diri,” kata Harms.
Kondisi ekonomi berdampak pada kemampuan para pelaku usaha melunasi utang sehingga mengakibatkan lonjakan biaya, serta perubahan produk dan layanan yang ditawarkan.
Meski demikian, 81% pelaku usaha yang disurvei di Asia Pasifik memperkirakan kinerja usaha menjadi lebih baik pada 2024 dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, tiga tantangan terbesar yang dihadapi pelaku usaha tersebut antara lain, kemampuan memperoleh penghasilan di tengah lonjakan inflasi (32%), mempertahankan pelanggan, serta tuntutan bekerja dengan lebih banyak waktu (25%).
Peluang pada Segmen Kesehatan dan Gaya Hidup
Di seluruh Asia Pasifik, nilai belanja produk dan layanan kesehatan dan gaya hidup mengalami kenaikan. Menurut temuan survei tersebut, lebih dari setengah (51%) responden yang membeli produk kesehatan dan gaya hidup berencana meningkatkan nilai belanjanya pada 2024, bahkan dua dari tiga di antaranya (64%) akan meningkatkan nilai belanja sebesar 25% atau lebih.
Bagi responden yang berencana meningkatkan nilai belanja produk kesehatan dan gaya hidup, dua kategori produk yang akan dibeli adalah suplemen (72%) dan kelas latihan kebugaran (31%).
Generasi Z dan Milenial lebih berambisi merintis usaha dibandingkan Generasi X dan Boomer. Sebanyak 87% Generasi Z dan Milenial bahkan telah memiliki usaha kecil atau ingin merintis usaha kecil pada masa mendatang. Angka tersebut lebih tinggi dari Generasi X (83%) dan Boomer (59%).
Dengan beragam model bisnis dan saluran interaksi yang tersedia bagi calon wirausaha masa kini, survei ini mengungkap, Generasi Z bersikap paling terbuka (70%) untuk metode penjualan langsung (direct selling), disusul Generasi Milenial (65%).
Di sisi lain, metode penjualan langsung juga dipandang positif oleh pemilik bisnis di Indonesia (91%), Filipina (86%), Vietnam (87%), Thailand (77%), dan Malaysia (62%).
Alasan-alasan terbesar bagi Generasi Z dan Milenial untuk merintis usaha antara lain, memperoleh penghasilan yang lebih besar, memiliki entitas yang dibangun sendiri, serta memiliki wadah untuk bekerja sesuai minat.