BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk perhelatan perdana World of Coffee Asia 2025 di Jakarta, Starbucks mencatatkan momen penting dalam perjalanannya sebagai pelopor kopi global.
Sebagai pembeli kopi Arabika premium Indonesia terbesar, Starbucks menegaskan kembali komitmennya terhadap keberlanjutan dan komunitas petani Indonesia, sekaligus merayakan satu dekade kontribusi melalui Farmer Support Center (FSC) di Sumatra Utara.
Indonesia, Pilar dalam Sejarah dan Masa Depan Kopi Starbucks
Sejak tahun 1971, biji kopi dari Indonesia telah menjadi bagian integral dalam racikan khas Starbucks. Dari Sumatra yang legendaris hingga daerah-daerah kopi lainnya di nusantara, kekayaan rasa dan budaya Indonesia telah membentuk lebih dari 100 varian single-origin dan hampir 30 campuran eksklusif Starbucks.
“Kopi Indonesia sangat erat kaitannya dengan warisan kami. Kehadirannya membentuk cita rasa yang kami banggakan secara global,” ujar Chanda Beppu, Presiden Starbucks Asia Pasifik.
“Partisipasi kami di World of Coffee Asia 2025 bukan hanya selebrasi, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap petani, komunitas, dan tanah tempat kopi-kopi terbaik berasal.”
Menghidupkan Cerita Kopi: Dari Biji ke Cangkir
Melalui paviliun interaktif di World of Coffee Asia, Starbucks menghadirkan pengalaman Coffee Stories — sebuah perjalanan menyentuh tentang asal-usul kopi Indonesia, mulai dari perkebunan, proses panen, hingga menjadi sajian yang dinikmati jutaan orang setiap hari.
Pengunjung dapat menjelajahi warisan kopi di balik cangkir, serta mencicipi cita rasa bold dan earthy dari kopi-kopi khas Indonesia, disajikan langsung oleh barista ahli di Brewers Bar.
Salah satu sorotan adalah sesi cupping yang dipandu oleh Sergio Alvarez, Master Coffee Developer Starbucks, yang memberikan eksplorasi mendalam terhadap karakteristik sensorik kopi Indonesia dan berbagai kopi unggulan dari seluruh dunia.
Kolaborasi Pengetahuan untuk Masa Depan Kopi yang Tangguh
Lebih dari sekadar pameran, Starbucks juga menjadi bagian penting dalam Lecture Series yang membahas tantangan dan peluang di masa depan kopi. Isu seperti ethical sourcing, perubahan iklim, degradasi tanah, hingga inovasi dalam pertanian menjadi tema sentral.
Roberto Alonso Vega Alfaro, Vice President Global Coffee Agronomy, R&D, and Sustainability Starbucks, menyampaikan pendekatan menyeluruh Starbucks dalam memperkuat ketahanan pertanian kopi secara global.
“Kami berada di garis depan dalam mitigasi perubahan iklim sejak 2013. Pendekatan agronomi kami dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan daya tahan petani kopi terhadap perubahan cuaca ekstrem. Di Indonesia, kami melihat hasil nyata dari pengembangan varietas tahan penyakit dan teknik pertanian regeneratif,” ungkap Roberto.
Mendukung Regenerasi: Investasi Jangka Panjang di Sumatra Utara
Tahun 2025 menandai satu dekade berdirinya Starbucks Farmer Support Center (FSC) di Sumatra Utara — pusat inovasi agronomi dan pelatihan petani yang menjadi tulang punggung transformasi kopi berkelanjutan di Indonesia.
FSC telah membantu ribuan petani kecil mengadopsi praktik modern seperti konservasi air, varietas kopi tahan penyakit, dan teknik pengelolaan tanah yang lebih baik. Empat perkebunan demonstratif menjadi ruang kelas hidup yang membuktikan bahwa pertanian regeneratif bukan sekadar teori, melainkan praktik nyata yang dapat meningkatkan hasil panen dan melindungi ekosistem.
“Janji kami kepada petani adalah membantu menciptakan masa depan kopi yang berkelanjutan untuk semua. Kami bangga telah bermitra dengan lebih dari 58.000 perkebunan Indonesia melalui standar C.A.F.E Practices,” ujar Masyitah (Ita) Daud, Country Manager Starbucks FSC Indonesia.
“Keberhasilan sejati terletak pada peningkatan kualitas hidup petani dan terciptanya pasokan kopi berkualitas tinggi yang berkelanjutan,” katanya.
Dari Indonesia ke Dunia: Mencetak Pemimpin Kopi Masa Depan
Sebagai bagian dari kontribusinya terhadap generasi mendatang, Starbucks turut mensponsori penghargaan World Brewers Cup 2025.
Tiga barista pemenang akan diundang ke Hacienda Alsacia di Kosta Rika — pusat R&D Starbucks — untuk mengikuti pelatihan langsung “first ten feet of the coffee journey”, dari pembibitan hingga panen.
Langkah ini tidak hanya menumbuhkan kompetensi teknis, tapi juga memperkuat jejaring global antara komunitas kopi yang terus berkembang.
Mendorong Dampak yang Lebih Luas: Reboisasi dan Donasi Bibit
Kolaborasi Starbucks dengan berbagai lembaga seperti Lembaga Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia serta PUR memperluas cakupan dampak.
Setiap tahun, sekitar 1,5 juta bibit kopi didistribusikan kepada petani untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan.
Di sisi lain, program reboisasi jangka panjang di Sumatra menargetkan penanaman 700.000 pohon hingga 2028 — memperkuat ketahanan lahan, menjaga keanekaragaman hayati, dan melindungi tanaman kopi dari dampak lingkungan.