Scroll untuk baca artikel
Headline

Riset DBS: Optimalisasi Modal, AI, dan ESG Jadi Fokus Utama Strategi Bisnis di Indonesia 5 Tahun Mendatang

2
×

Riset DBS: Optimalisasi Modal, AI, dan ESG Jadi Fokus Utama Strategi Bisnis di Indonesia 5 Tahun Mendatang

Sebarkan artikel ini
Bank DBS Indonesia

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah dinamika ekonomi global yang terus bergerak, perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai mengalihkan fokus strategi bisnis mereka ke tiga hal utama: optimalisasi modal, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), dan kinerja ESG (Environmental, Social, Governance). Temuan ini terungkap dalam laporan riset terbaru DBS Bank Ltd (Bank DBS) bertajuk “New Realities, New Possibilities”.

Survei yang melibatkan lebih dari 800 pimpinan keuangan di 14 pasar ini mengungkapkan bahwa tekanan geopolitik, inflasi, serta gangguan rantai pasok merupakan tantangan makroekonomi terbesar saat ini. Namun di sisi lain, kemunculan teknologi baru seperti Generative AI dan blockchain justru membuka peluang besar untuk efisiensi dan pertumbuhan.

Secara global, mayoritas CFO dan corporate treasurer menempatkan financial intelligence berbasis data, manajemen likuiditas, dan pengelolaan risiko valuta asing sebagai prioritas utama. Namun di Indonesia, 80% pemimpin keuangan memilih optimalisasi biaya modal sebagai fokus utama lima tahun ke depan. Ini menjadi respons terhadap tekanan inflasi, depresiasi rupiah, dan fluktuasi pasar global.

Baca Juga :   Grab Dukung Ratusan Womenpreneur lewat Wanita Bisa Jadi Juragan 2025

“Para CFO di Indonesia menghadapi tantangan ganda—dari tekanan ekonomi hingga tuntutan ESG. Oleh karena itu, strategi harus mencakup efisiensi modal, adaptasi teknologi, dan tata kelola yang berkelanjutan,” ujar Anthonius Sehonamin, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia.

ESG dan Otomatisasi Jadi Pilar Strategis Bisnis Indonesia

Sebanyak 78% responden Indonesia juga menempatkan ESG sebagai agenda strategis utama, seiring meningkatnya tuntutan pelaporan dan perhatian investor terhadap keberlanjutan. Selain itu, 76% perusahaan menggarisbawahi pentingnya peningkatan aktivitas kebendaharaan untuk mendukung efisiensi dan dampak strategis jangka panjang.

Baca Juga :   OPPO Reno12 Series Jadi Smartphone Pertama yang Ditenagai MediaTek Dimensity 7300-Energy

DBS juga memperkenalkan Strategic Effectiveness Indicator (SEI) untuk mengukur efektivitas tiap strategi. Dari hasil ini, kinerja ESG mencatat skor SEI tertinggi (82%), disusul oleh optimalisasi modal (78%) dan aktivitas treasury (76%).

Tiga Strategi Kunci CFO Indonesia untuk Lima Tahun Mendatang

Riset ini merekomendasikan tiga langkah strategis utama yang bisa dijalankan oleh para pemimpin keuangan di Indonesia:

  1. Adopsi teknologi Gen AI dan otomatisasi cerdas guna meningkatkan resiliensi finansial dan efisiensi operasional.
  2. Mengintegrasikan ESG ke dalam perencanaan keuangan, termasuk eksplorasi pembiayaan hijau dan jasa konsultasi keberlanjutan.
  3. Menata ulang struktur modal, menjajaki pembiayaan jangka panjang, dan melakukan diversifikasi sumber pendanaan.
Baca Juga :   BTC Cetak Rekor Harga Tertinggi Sepanjang Masa di 72.800 Dolar AS

“Transformasi digital dan pendekatan berbasis data akan menentukan kelangsungan bisnis di era disrupsi. Perusahaan perlu memiliki mitra strategis untuk mengelola risiko dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Dandy Indra Wardhana Pandi, Head of Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia.

Tentang Studi ‘New Realities, New Possibilities’

Studi ini merupakan edisi ketiga dari serial riset Bank DBS yang ditujukan bagi profesional keuangan dan treasury di kawasan Asia. Tujuannya adalah memberikan wawasan praktis dan strategis untuk membantu pelaku bisnis merespons tantangan global dengan solusi adaptif dan berbasis teknologi.