BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam momentum peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Dunia, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Hingga Mei 2025, Pupuk Kaltim berhasil melakukan konservasi terumbu karang seluas 2.557 meter persegi dan rehabilitasi 18 hektar hutan mangrove di wilayah pesisir Bontang, Kalimantan Timur.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, menjelaskan bahwa program konservasi ini merupakan bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap keberlangsungan ekosistem pesisir yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar.
“Terumbu karang dan mangrove adalah ekosistem vital yang menopang kehidupan masyarakat pesisir. Konservasi ini tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga melindungi sumber penghidupan nelayan dan pelaku wisata bahari,” jelas Soesilo, Kamis (22/5/2025).
Capaian Signifikan Konservasi Terumbu Karang dan Mangrove
Sejak diluncurkan pada 2011, program konservasi terumbu karang Pupuk Kaltim telah menurunkan total 8.683 unit terumbu buatan, meningkat dari 6.882 unit pada tahun sebelumnya.
Sementara untuk mangrove, sejak 2021 hingga Mei 2025, perusahaan telah menanam lebih dari 551.000 bibit, meningkat signifikan dari 144.567 bibit di tahun pertama.
Tak hanya berhenti pada upaya fisik, konservasi ini juga mengusung prinsip ekonomi sirkular.
Sejumlah terumbu buatan yang digunakan dalam program ini terbuat dari limbah hasil pembakaran batu bara, menjadikannya tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga inovatif dalam memanfaatkan limbah industri.
Kolaborasi dan Edukasi sebagai Pilar Strategi ESG
Guna memastikan keberlanjutan, Pupuk Kaltim menggandeng Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB untuk membentuk Center of Excellence (CoE) Terumbu Karang.
Kolaborasi ini mencakup transplantasi, pembibitan melalui coral nursery, hingga edukasi kepada masyarakat.
Pelibatan internal juga menjadi bagian dari strategi ESG perusahaan. Melalui program Employee Volunteering Initiation (Evolution), pegawai Pupuk Kaltim dilibatkan langsung dalam aksi konservasi.
Sementara di tingkat masyarakat, perusahaan menghibahkan kapal operasional untuk Kelompok Peduli Terumbu Karang Bontang Kuala (KARAKA) dan secara aktif menggelar penyuluhan lingkungan.
“Kolaborasi dengan akademisi, pegawai, pemerintah, dan komunitas lokal menjadi kunci keberhasilan pelestarian ekosistem pesisir yang berkelanjutan,” ujar Soesilo.
Indeks Keanekaragaman Meningkat
Dampak dari upaya konservasi ini pun mulai terlihat. Mengutip data Reef Check Foundation 2024, indeks keanekaragaman spesies karang di Area Konservasi Tobok Batang mencapai 1,94 H’ (kategori sedang), sedangkan untuk ikan mencapai 3,99 H’ (kategori tinggi).
Komitmen Berkelanjutan untuk Masa Depan
Sebagai bagian dari transformasi hijau, Pupuk Kaltim menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pelestarian hayati Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Perusahaan percaya bahwa keberlanjutan ekosistem adalah investasi jangka panjang bagi generasi mendatang.
“Kami percaya bahwa pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Melalui upaya berkelanjutan, kami ingin mewariskan lingkungan yang sehat dan lestari,” tutup Soesilo.