BISNISASIA.CO.ID, BONTANG – PT Pupuk Indonesia (Persero) resmi memulai pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia melalui anak usahanya PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama PT Rekayasa Industri (Rekind). Groundbreaking dilaksanakan di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur, pada Jumat (31/10).
Acara dihadiri Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Kaltim Gusrizal, serta perwakilan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan industri, menandai dimulainya babak baru dalam hilirisasi sektor kimia nasional.
Pabrik Soda Ash Pertama, Kurangi Ketergantungan Impor
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebut proyek ini sebagai tonggak sejarah industri pupuk dan petrokimia Indonesia yang telah berkembang sejak 1959.
“Hari ini kita menyaksikan tonggak sejarah industri nasional, groundbreaking pabrik soda ash pertama di Indonesia. Ini sekaligus bentuk dukungan nyata terhadap visi hilirisasi dan transformasi berkelanjutan yang rendah emisi,” ujar Rahmad.
Pabrik ini akan memiliki kapasitas 300.000 metrik ton per tahun, diproyeksikan memenuhi 30% kebutuhan soda ash nasional yang saat ini sepenuhnya bergantung pada impor. Dengan demikian, Indonesia berpotensi menghemat devisa hingga Rp1 triliun per tahun dari substitusi impor soda ash, serta tambahan Rp250 miliar per tahun dari amonium klorida — produk sampingan dari proses produksinya.
Produk soda ash merupakan bahan baku utama bagi berbagai industri, seperti kaca, keramik, pulp & paper, makanan, dan deterjen, menjadikan proyek ini sangat strategis dalam mendukung rantai pasok industri nasional.
Dorong Ekonomi Sirkular dan Industri Rendah Emisi
Pabrik soda ash ini memanfaatkan karbon dioksida (CO₂) hasil samping dari fasilitas produksi amonia eksisting Pupuk Kaltim. Teknologi tersebut mampu menyerap sekitar 174.000 ton CO₂ per tahun, sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Gusrizal, menegaskan bahwa proyek ini menjadi bukti nyata penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta ekonomi sirkular di lingkungan perusahaan.
“Emisi CO₂ dari pabrik eksisting akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku utama produksi soda ash. Kami pastikan seluruh proses pembangunan memenuhi standar keselamatan dan mutu tertinggi,” ungkap Gusrizal.
Selain ramah lingkungan, proyek ini juga diharapkan menciptakan dampak ekonomi berlapis, mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan peran industri lokal seperti pemasok garam industri, hingga pemberdayaan UMKM di sekitar kawasan industri Bontang.
Investasi Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Bhimo Aryanto, Senior Director of Business Performance & Assets Optimization Danantara Asset Management, menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan pabrik soda ash ini.
“Proyek ini bukan sekadar investasi bisnis, tetapi investasi masa depan bangsa. Pabrik soda ash akan menjadi benchmark baru industri kimia hijau Indonesia,” ujar Bhimo.
Pupuk Indonesia Group menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan industri dan pangan nasional, dua pilar utama kedaulatan ekonomi. Melalui inovasi dan hilirisasi, Pupuk Indonesia bertekad mendorong Indonesia menuju industri kimia berdaya saing global dan berorientasi masa depan.











