BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Keindahan Timur Indonesia tak hanya terletak pada pesona alamnya, tetapi juga kekayaan hasil lautnya. Kabupaten Kepulauan Aru, yang beribukota di Dobo, adalah salah satu wilayah di Provinsi Maluku yang memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam melimpah.
Berbatasan dengan Papua dan Laut Arafura, potensi besar ini membutuhkan pengelolaan efektif agar dapat meningkatkan produktivitas sekaligus efisiensi, dari tingkat individu hingga skala perusahaan. Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Maluku menggagas program pemberdayaan bagi para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di wilayah ini.
Sebagai bagian dari strategi “One Village One Product” (OVOP), Dinas Perindag Maluku menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Produksi Pangan Olahan Hasil Laut pada 29 November hingga 3 Desember 2024 di Desa Durjela, Kabupaten Kepulauan Aru. Kegiatan ini bertujuan mendorong inovasi produk hasil laut seperti bakso, nugget, rendang, hingga abon ikan, yang memiliki nilai ekonomi dan potensi ekspor.
Kepala Bidang Industri Dinas Perindag Maluku, Marchelino Paliama, yang membuka acara tersebut, menekankan pentingnya perubahan pola pikir pelaku IKM. “Inovasi dan semangat berwirausaha adalah kunci untuk menjadikan produk olahan hasil laut sebagai unggulan yang berdaya saing,” ujarnya.
Selain pelatihan teknis, para peserta juga diberikan peralatan produksi dan kemasan untuk mendukung produktivitas mereka. Dukungan ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan ekonomi lokal, serta menjadikan Kepulauan Aru sebagai pusat produk olahan laut unggulan di Maluku.
Instruktur Delli Gunarsa dari D&D Jakarta memberikan materi pelatihan yang mencakup teknik produksi hingga strategi pemasaran. Produk-produk seperti stik ikan, lumpia, fish roll, dan pastel ikan dihasilkan oleh peserta selama pelatihan ini. “Peserta sangat antusias dan termotivasi untuk mengembangkan usaha mereka lebih lanjut,” ungkap Ania Hurulean, salah satu peserta.
Dalam sambutan penutup, Marchelino Paliama kembali menegaskan pentingnya sinergi semua pihak. “Legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan dukungan dari berbagai stakeholder akan menjadi modal utama untuk menumbuhkan wirausaha baru yang potensial,” katanya.
Melalui konsep OVOP, pemerintah berharap daerah perbatasan seperti Kepulauan Aru tidak hanya menjadi kawasan penghasil, tetapi juga pemain utama dalam pasar produk olahan laut nasional maupun internasional. Dengan semangat bersama, Maluku siap menyongsong Indonesia Emas 2045 melalui transformasi ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. (saf)