BISNISASIA.CO.ID, JEPANG – Jepang akan terus berada di puncak dalam bidang teknologi luar angkasa, karena mereka membuat nama mereka dikenal oleh dunia dengan
Proyek Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) membawa Jepang menjadi salah satu negara yang berhasil menaklukan ruang angkasa..
Pesawat SLIM, yang juga dikenal sebagai Penembak Jitu Bulan berhasil mendarat di bulan, Sabtu, 20 Januari 2024.
Jepang menjadi negara kelima yang berhasil melakukan pendaratan di bulan setelah Amerika Serikat, Uni Soviet, China, dan India.
Keberhasilan ini memulihkan reputasi Jepang di luar angkasa setelah dua kali gagal dalam misi ke bulan dan kegagalan roket baru-baru ini, termasuk ledakan setelah lepas landas.
Dilansir dari Mashamble, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) mengumumkan bahwa mereka harus mematikan pendarat di bulan karena masalah daya.
Setelah pendaratan pada pukul 20 menit lewat tengah malam pada hari Sabtu, JAXA tidak dapat mengonfirmasi bahwa baterai tenaga surya pesawat ringan itu menghasilkan daya.
Sebelum mematikan pendarat, data teknis dan gambar yang diperoleh selama pendaratan dan di permukaan Bulan berhasil ditransmisikan kembali ke pangkalan.
Smart Lander for Investigating the Moon (SLIM) mengacu pada teknologi pendaratan presisi baru dari pesawat ruang angkasa.
SLIM adalah upaya pendaratan di Bulan kedua JAXA setelah kehilangan kontak dengan pendarat OMOTENASHI tak lama setelah peluncurannya pada tahun 2022.
Teknologi ini dapat membantu pendaratan di masa depan dengan memungkinkan pesawat ruang angkasa mendarat di area yang relatif kecil di tengah medan berbatu atau tidak rata daripada harus mencari tempat terbuka yang luas.
SLIM dirancang untuk mendarat dalam jarak 100 meter (sekitar 328 kaki) dari targetnya, dibandingkan dengan akurasi konvensional beberapa kilometer untuk pendarat bulan.
Pendarat ini dilengkapi dengan dua penjelajah kecil, yang masing-masing akan mendemonstrasikan teknologi baru untuk bergerak di Bulan.
Wahana ini berbentuk bola yang cukup kecil untuk muat di telapak tangan Anda.
Begitu sampai di permukaan, dua bagiannya akan sedikit terpisah, sehingga memungkinkannya untuk berguling-guling.
Menurut JAXA, teknologi pendaratan yang presisi akan menjadi alat yang ampuh dalam eksplorasi kutub bulan yang berbukit-bukit di masa depan dan akan meningkatkan peluang pendarat bulan untuk bertahan hidup dengan membantunya memilih lokasi terbaik untuk pembangkit listrik tenaga surya. (Mashable/Vanessa Lau)