BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Expo Osaka 2025 secara resmi dibuka untuk umum pada 13 April, dan dalam kurun waktu dua minggu lebih sejak peresmiannya, Paviliun Tiongkok telah mencuri perhatian ribuan pengunjung dari seluruh dunia.
Dengan mengusung tema besar “Membangun Komunitas Kehidupan bagi Manusia dan Alam – Masyarakat Masa Depan yang Berkembang Hijau”, paviliun ini menyajikan kombinasi menarik antara teknologi masa depan dan kekayaan budaya tradisional Tiongkok.
Hingga akhir April, Paviliun Tiongkok mencatatkan hampir 90.000 pengunjung, dengan rata-rata lebih dari 5.700 pengunjung setiap hari, dan mencapai puncaknya hingga 8.000 pengunjung di akhir pekan. Angka ini menempatkannya sebagai salah satu paviliun paling populer dalam Expo tahun ini.
Perjalanan Waktu: Dari Tradisi hingga Teknologi Masa Depan
Paviliun Tiongkok dibagi menjadi tiga zona utama: Keharmonisan antara Manusia dan Alam, Gunung Hijau dan Perairan Jernih, dan Kehidupan yang Tak Berujung. Setiap zona menampilkan pendekatan lintas waktu yang menggabungkan sejarah, kebijakan lingkungan, dan teknologi mutakhir.
Di bagian Keharmonisan antara Manusia dan Alam, pengunjung disuguhi visualisasi multimedia dari sistem kalender pertanian Tiongkok kuno 24 Posisi Matahari, serta versi digital dari buku klasik “Ilustrasi Pertanian dan Serikultur”. Replika artefak bersejarah seperti Tulang Orakel Tun Nan, Bejana Perunggu He Zun, dan Pelat Dinasti Qin juga dipamerkan, menandakan kontribusi panjang Tiongkok dalam pengetahuan ekologis.
Zona Gunung Hijau dan Perairan Jernih menampilkan upaya Tiongkok dalam pelestarian lingkungan hidup, mulai dari proyek konservasi air kuno di Dujiangyan, hingga rehabilitasi gurun Taklamakan dan padang tandus Saihanba yang kini menjadi hutan hijau.
Inisiatif pelestarian modern juga ditampilkan, seperti transformasi Danau Yundang di Xiamen dan pengembangan pariwisata berkelanjutan di desa-desa pedalaman seperti Shibadong dan Qiandongnan.
Bagian terakhir, Kehidupan yang Tak Berujung, menunjukkan lompatan besar Tiongkok di bidang eksplorasi luar angkasa, teknologi laut dalam, dan kecerdasan buatan. Salah satu daya tarik utama adalah sampel tanah dari sisi jauh Bulan yang dipamerkan untuk pertama kalinya, serta interaksi langsung melalui video dengan astronot di Stasiun Luar Angkasa Tiangong.
Tak kalah menarik, pengunjung juga dapat melihat simulasi kapal selam “Jiaolong” menyelam hingga 7.062 meter ke dasar laut dan mengeksplorasi miniatur smart city lengkap dengan delapan sistem teknologi terintegrasi. Model AI dengan wujud tokoh legendaris Sun Go Kong mampu berdiskusi dalam berbagai bahasa, menulis puisi, hingga melukis bersama pengunjung.
Daya Tarik Budaya dan Kolaborasi Industri
Paviliun ini tidak hanya menyuguhkan pameran visual dan interaktif, namun juga menghidupkan budaya Tiongkok lewat pertunjukan seperti Opera Kun, serta acara tematik seperti “Hari Promosi Budaya 24 Posisi Matahari”, “Hari iFlytek”, dan “Hari COSCO Shipping”. Puluhan provinsi dan kota dari seluruh Tiongkok dijadwalkan untuk berpartisipasi, membawa potensi kolaborasi bisnis dan promosi budaya lintas sektor.
Kehadiran Paviliun Tiongkok di Expo Osaka tidak hanya memperlihatkan kekuatan inovasi teknologi dan ekologi negara tersebut, tetapi juga menjadi sarana diplomasi budaya dan ekonomi yang efektif. Dengan eksposur tinggi dan partisipasi industri besar, paviliun ini menjadi titik temu strategis bagi investor, mitra bisnis, dan pemerhati lingkungan dari seluruh dunia.