BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah dinamika ekonomi dan pertumbuhan industri keuangan digital, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menegaskan kesiapannya dalam melindungi dana masyarakat yang tersimpan di sektor perbankan nasional.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa lembaganya kini mengelola cadangan dana sebesar Rp255 triliun.
“Total dana yang kami miliki saat ini cukup untuk menjamin simpanan nasabah perbankan di seluruh Indonesia,” ujarnya dalam acara LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Dikelola di Instrumen Beragam, Termasuk Valas dan Sukuk
Purbaya menjelaskan bahwa dana tersebut diinvestasikan secara hati-hati pada instrumen keuangan yang aman dan likuid.
Portofolio investasi LPS mencakup obligasi pemerintah dalam denominasi rupiah dan dolar, baik yang bersifat konvensional maupun syariah, serta sebagian dalam bentuk tunai (cash) dan valuta asing (valas).
“Semua penempatan ada di instrumen pemerintah, baik dalam bentuk obligasi rupiah, obligasi dolar, maupun sukuk. Kami menjaga agar dana ini tetap likuid dan aman,” tegasnya.
Menuju Rp270 Triliun di Penghujung 2025
Dengan tren pertumbuhan positif di sektor keuangan, LPS optimistis nilai cadangan tersebut akan bertambah hingga mencapai Rp270 triliun pada akhir tahun ini.
“Dalam lima tahun terakhir, aset LPS telah meningkat dari sekitar Rp130 triliun menjadi lebih dari Rp200 triliun. Itu artinya tumbuh dua kali lipat,” ungkap Purbaya.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung optimisme ini. Per Maret 2025, dana pihak ketiga (DPK) mencatat pertumbuhan sebesar 4,75% secara tahunan (year-on-year).
LPS memproyeksikan angka ini bisa mencapai pertumbuhan 6% di akhir 2025.
Tanggapan terhadap Transformasi Digital Perbankan
Pertumbuhan DPK juga sejalan dengan akselerasi digitalisasi perbankan yang membuat layanan semakin mudah diakses dan menarik lebih banyak nasabah.
Menurut Purbaya, hal ini memperkuat keyakinan bahwa industri perbankan akan terus bertumbuh secara sehat.
“Ekonomi masih bertumbuh, perbankan juga ikut tumbuh. DPK terus meningkat. Artinya, dana cadangan kita masih sangat cukup untuk menopang kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan,” pungkasnya.