Scroll untuk baca artikel
Finansial

Konflik Israel vs Iran Menggoyang Pasar Kripto: Investor Mengikuti Pergerakan Global

2
×

Konflik Israel vs Iran Menggoyang Pasar Kripto: Investor Mengikuti Pergerakan Global

Sebarkan artikel ini
Bitcoin

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Pasar kripto kembali diguncang. Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran mendorong investor untuk menghindari risiko dan memicu aksi jual besar-besaran. Akibatnya, harga Bitcoin turun di bawah US$105.000, menandai tekanan yang signifikan di pasar digital global.

Menurut data dari Coinglass, nilai likuidasi di pasar kripto telah mencapai lebih dari US$1,1 miliar.

Ethereum (ETH) tercatat turun 9,5%, XRP anjlok 5,71%, dan Solana (SOL) mengalami koreksi tajam sebesar 10,16%.

Sementara itu, volume perdagangan Bitcoin melonjak hingga US$369 miliar, namun total kapitalisasi pasar kripto menyusut 3,38%.

Pola penurunan ini mengingatkan pada peristiwa serupa yang terjadi pada Januari 2025.

Baca Juga :   Tahun 2024 dan Januari 2025, OJK Terima 2.688 Pengaduan Terkait External Fraud yang Dialami Konsumen

Namun, menurut Vice President INDODAX, Antony Kusuma, pergerakan pasar kali ini bukanlah tanda kehancuran, melainkan fase alami dalam tren naik yang lebih besar.

“Ini bukan akhir dari segalanya. Justru ini adalah proses normal, di mana investor sedang melakukan reposisi sambil menunggu momentum yang lebih ideal untuk kembali masuk,” ujar Antony.

Ia menyebut, aksi likuidasi besar-besaran ini ibarat proses detoksifikasi di pasar.

“Pasar sedang menyingkirkan posisi yang terlalu berisiko agar lebih stabil ke depan. Ini justru sehat untuk keberlanjutan tren positif jangka panjang.”

Baca Juga :   Pluang Jadi Fintech Indonesia Pertama yang Ekspansi ke Filipina lewat Program SEC

Di sisi lain, tekanan juga datang dari sisi makroekonomi global. Peluang penurunan suku bunga oleh The Fed kini semakin kecil.

Berdasarkan FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan FOMC 18 Juni 2025 nyaris nol, sementara pasar memprediksi 99,8% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga saat ini.

Rilis data inflasi AS juga memperkuat tekanan tersebut. CPI tercatat sebesar 2,4%, dan data Producer Price Index (PPI) yang baru saja dirilis turut mempersempit ruang gerak Bitcoin dalam jangka pendek.

Antony menekankan pentingnya investor untuk tidak panik dan tetap berpikir rasional. “Ketika pasar panik, itulah saatnya peluang muncul. Tapi peluang hanya datang bagi mereka yang mampu bertahan dan mengambil keputusan berdasarkan riset, bukan rumor.”

Baca Juga :   Ajaib Kripto: Bitcoin Berhasil Mencapai $66.000, Bagaimana Prediksi Selanjutnya?

Ia juga mendorong investor untuk memilih platform yang terpercaya serta memperdalam pemahaman mereka terhadap aset digital. “INDODAX selalu fokus pada edukasi, keamanan, dan transparansi. Kami ingin investor menjadi lebih mandiri dan mampu mengelola risikonya sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut, Antony menyimpulkan bahwa fluktuasi tajam seperti saat ini adalah bagian dari siklus pasar yang harus dilalui. “Pasar kripto memang penuh tantangan, tapi juga penuh peluang bagi mereka yang sabar dan berpikir jangka panjang.