BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam upaya memperkuat pemasaran rajungan hasil tangkapan nelayan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara serta Startup Fishlog.
“Rajungan termasuk dalam kelompok 5 komoditas prioritas KKP, dan kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan produk ini dengan cara yang ramah lingkungan,” ungkap Budi Sulistiyo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), melalui keterangan tertulisnya pada hari Minggu (10/3/2024).
Budi menjelaskan bahwa nilai ekspor rajungan mencapai USD448 juta pada tahun 2023. Di samping itu, secara sosial, komoditas ini memberikan penghidupan bagi sekitar 90.000 nelayan rajungan dan 180.000 pengupas yang terlibat dalam pengolahan.
Forum Komunikasi (Forkom) Rajungan Jepara merupakan kelompok nelayan rajungan yang aktif menangkap dan memasarkan rajungan ke pengepul. “Dari sisi hulu, Sustainable Fisheries Partnership (SFP) telah membimbing nelayan-nelayan ini dalam menerapkan praktik penangkapan yang berkelanjutan,” tambah Budi.
Dengan nota kesepahaman antara Ditjen PDSPKP, Forkom, dan Fishlog, KKP akan turut serta dalam memfasilitasi penguatan kelembagaan dan akses pasar, terutama untuk memastikan nelayan mendapatkan harga yang lebih adil dan transparan.
Selain itu, bersama SFP dan Fishlog, KKP sedang membantu Forkom dalam pengembangan usaha rajungan yang memenuhi standar mutu dan keamanan hasil perikanan. Langkah selanjutnya adalah mendampingi mereka dalam membangun ekosistem bisnis, termasuk memperluas jaringan dengan lembaga keuangan dan pemasaran.
“Dengan skema ini, diharapkan akan terbentuk berbagai pola usaha yang berbasis pada komunitas,” lanjut Budi.
Budi menekankan bahwa Forkom merupakan wadah bagi nelayan rajungan yang berkomitmen pada prinsip-prinsip penangkapan yang berkelanjutan. Mereka telah melakukan berbagai langkah, seperti menggunakan alat tangkap ramah lingkungan (seperti bubu), menghindari penangkapan rajungan yang masih kecil, mengkarantina rajungan yang bertelur yang tertangkap, dan mencatat dengan seksama hasil tangkapan mereka.
“Kami berharap kerjasama antar pihak dalam menjaga ekologi dan sumber daya alam dapat menjadi contoh yang bisa diikuti dalam berbagai area atau komoditas lainnya,” tutup Budi.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah mendorong jajarannya untuk meningkatkan produksi rajungan. Langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat yang selama ini bergantung pada usaha mencari dan membudidayakan rajungan. (saf/infopublik.id)