BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Program pelatihan Google Play x Unity bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para peserta dan mendorong tumbuhnya komunitas developer perempuan.
Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi juga sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan industri game yang inklusif. Tahun ini, 15 perempuan berhasil meraih sertifikasi, bahkan tiga di antaranya menjadi top scorer.
Mereka adalah Vanessa Felicia dan Anggina Primanita dari jalur pembelajaran Game Developer, serta Cindia Dwi Kusuma dari jalur pembelajaran Artist. Mereka sudah meraih gelar bergengsi Unity-Certified Associate.
“Mengikuti program Google Play x Unity merupakan kesempatan besar bagi saya, karena passion saya pada game development menemukan wadah yang tepat. Mendapatkan top score adalah bonus tidak terduga,” ujar Vanessa Felicia, mahasiswa semester 5 di Universitas Internasional Batam.
“Ke depannya, selain membuat studio game saya sendiri, saya juga membuka kemungkinan bekerja di studio besar seperti Bandai Namco di Jepang,” kata wanita asal Kepri ini.
Sementata Cindia Dwi Kusuma (18), pelajar SMKN 1 Tapen, Bondowoso mengatakan, game design selalu menarik bagi saya dan jalur Artist menjadi pilihannya.
“Saya ingin membuktikan bahwa developer perempuan bisa berkontribusi nyata di industri game. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga sertifikasi yang mengakui kemampuan saya. Selain itu, dukungan percepatan gim di SMK saya menunjukkan komitmen pengembangan bakat di bidang game,” katanya.
Anggina merupakan seorang ibu dengan dua orang anak dan dosen game programming di Universitas Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan.
Dia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perempuan di bidang game.
“Selama tiga tahun saya mengajar, kelas game programming masih didominasi laki-laki. Padahal, saya yakin tidak sedikit perempuan memiliki passion dan kemampuan yang sama,” ungkap Anggina.
“Inisiatif seperti program Google Play x Unity akan sangat membantu untuk bisa berkomunitas, mempertemukan ketertarikan yang sama tanpa harus memandang laki-laki atau perempuan.”