Scroll untuk baca artikel
Iptek

Ilmuwan Oxford Ciptakan Pengganti Panel Surya Berbasis Silikon Berukuran Besar

20
×

Ilmuwan Oxford Ciptakan Pengganti Panel Surya Berbasis Silikon Berukuran Besar

Sebarkan artikel ini
- Ilmuwan Universitas Oxford mungkin telah memecahkan salah satu penghalang terbesar dalam memperluas akses ke energi matahari. Ilmuwan dari departemen fisika universitas tersebut telah menciptakan lapisan material ultra-tipis yang dapat diaplikasikan pada bagian luar objek yang memiliki akses ke sinar matahari sebagai pengganti panel surya berbasis silikon yang berukuran besar.

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Ilmuwan Universitas Oxford mungkin telah memecahkan salah satu penghalang terbesar dalam memperluas akses ke energi matahari.

Ilmuwan dari departemen fisika universitas tersebut telah menciptakan lapisan material ultra-tipis yang dapat diaplikasikan pada bagian luar objek yang memiliki akses ke sinar matahari sebagai pengganti panel surya berbasis silikon yang berukuran besar.

Dilansir engadget, film yang sangat tipis dan fleksibel ini dibuat dengan menumpuk lapisan-lapisan perovskit yang menyerap cahaya dengan ketebalan lebih dari satu mikron.

Bahan-bahan baru ini juga 150 kali lebih tipis dari wafer silikon tradisional dan dapat menghasilkan efisiensi energi 5 persen lebih banyak daripada fotovoltaik silikon lapisan tunggal tradisional, menurut pernyataan yang dirilis oleh Universitas Oxford.

Baca Juga :   Ilmuan Temukan Ratusan Gua di Bulan, Jadi Tempat Tinggal Astronot?

Shauifeng Hu, seorang peneliti pascadoktoral di departemen fisika Oxford mengatakan, dirinya pendekatan ini dapat memungkinkan perangkat fotovoltaik mencapai efisiensi yang jauh lebih besar, melebihi 45 persen.”

Pendekatan baru terhadap teknologi energi surya ini juga dapat mengurangi biaya energi surya.

Karena ketipisan dan fleksibilitasnya, mereka dapat diaplikasikan pada hampir semua permukaan. Hal ini mengurangi biaya konstruksi dan instalasi dan dapat meningkatkan jumlah ladang energi surya yang menghasilkan energi yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga :   Ilmuan Temukan Ratusan Gua di Bulan, Jadi Tempat Tinggal Astronot?

Namun, teknologi ini masih dalam tahap penelitian dan universitas tidak menyebutkan stabilitas jangka panjang dari panel perovskit yang baru dirancang.

Peningkatan efisiensi energi surya dari 6 menjadi 27 persen dalam lima tahun merupakan prestasi yang mengesankan, namun stabilitasnya selalu terbatas dibandingkan dengan teknologi fotovoltaik, menurut Departemen Energi AS.

Sebuah studi tahun 2016 di jurnal sains Solar Energy Materials and Solar Cells juga mencatat bahwa perovskite dapat menyediakan “pembangkit energi yang efisien dan berbiaya rendah” namun juga memiliki “stabilitas yang buruk” karena sensitivitasnya terhadap kelembapan.

Energi surya juga telah menjadi pilihan energi yang lebih murah dalam satu dekade terakhir. Biaya teknologi fotovoltaik surya telah turun hingga 90 persen dalam 10 tahun terakhir, menurut Global Change Data Lab.

Baca Juga :   Ilmuan Temukan Ratusan Gua di Bulan, Jadi Tempat Tinggal Astronot?

Ladang energi surya baru bermunculan di seluruh dunia. Departemen Energi AS mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka telah mengubah lahan seluas 8.000 hektar yang dulunya merupakan tempat program senjata nuklir yang dikenal sebagai Proyek Manhattan menjadi ladang tenaga surya.

Bulan lalu, Google berinvestasi di sebuah perusahaan tenaga surya Taiwan untuk membangun jaringan pipa 1 gigawatt di wilayah tersebut.