BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam lanskap telekomunikasi global yang semakin kompleks dan terdigitalisasi, Huawei memperkuat posisinya sebagai pelopor operasional cerdas melalui inisiatif Huawei Intelligent Operations.
Bukan sekadar merespons tantangan teknis, Huawei menawarkan pendekatan menyeluruh yang menempatkan AI generatif (Gen-AI) dan digital twin sebagai fondasi utama transformasi industri telekomunikasi global.
Konvergensi dan Kompleksitas: Tantangan Baru Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi modern kini menghadapi tantangan struktural yang besar. Konvergensi antara jaringan tetap dan seluler, serta berkembangnya permintaan layanan seperti IoT dan end-to-end slicing, membuat pengelolaan jaringan jauh lebih kompleks.
Bahkan, pergeseran ke sistem yang semakin berbasis perangkat lunak menuntut keahlian baru, termasuk pemeliharaan otomatis, optimasi berbasis API, hingga pemantauan KPI bisnis secara real time.
Huawei menjawab tantangan ini dengan pendekatan berbasis AI yang tidak lagi sekadar menjaga uptime, tetapi mengedepankan kinerja layanan dan pengalaman pelanggan sebagai metrik utama.
Huawei Intelligent Operations: Dari Deteksi Gangguan hingga Kolaborasi Multiagen
Berbagai studi kasus memperlihatkan penerapan konkret teknologi cerdas Huawei: Asia Pasifik: Lewat algoritma Expected Demand Not Served, Huawei membantu operator mendeteksi penurunan trafik akibat kerusakan jaringan, memangkas traffic loss hingga 15%; Timur Tengah: Huawei mengoptimalkan akurasi topologi FTTx dan mengurangi invalid work orders sebanyak 60%, sekaligus menurunkan keluhan pelanggan hingga 10% dan Eropa: Huawei memanfaatkan Gen-AI untuk memangkas waktu rata-rata pemulihan (MTTR) sebesar 25%, serta menciptakan role-based copilot yang mendampingi teknisi dalam situasi kompleks.
Mengintegrasikan Gen-AI: Potensi Besar, Tantangan Nyata
Huawei mengakui bahwa Gen-AI membawa manfaat luar biasa, seperti copilot untuk konfigurasi sistem hingga agen AI yang menangani gangguan jaringan secara mandiri. Namun, terdapat tantangan besar, termasuk: Halusinasi AI yang dapat menghasilkan keputusan keliru; Biaya tinggi operasional Gen-AI yang membutuhkan strategi finops.
Kemudian Integrasi sulit dengan sistem BSS/OSS yang telah ada, Kesenjangan data, transformasi, dan harmonisasi format dan kurangnya pelatihan model terhadap data dan konteks operasional CSP.
Huawei mengklaim siap mengatasi kendala ini melalui pengalaman, kolaborasi global, dan solusi internal yang telah teruji.
DeepSeek: Langkah Maju dalam Efisiensi AI
Huawei memperkenalkan DeepSeek, model Gen-AI generasi baru yang dirancang untuk efisiensi tinggi dalam operasional CSP.
Model ini mampu menghasilkan kode, menganalisis data, serta mengelola gangguan jaringan dengan akurasi tinggi—memungkinkan otomasi operasional yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.
Membangun Masa Depan Operasi TIK
Huawei menekankan pentingnya sinergi antara AI, digital twin, dan standar industri. Kolaborasi dengan TM Forum dan peluncuran New-Generation Intelligent Operations White Paper 3.0 menjadi bukti komitmen Huawei dalam mendorong praktik operasional baru yang lebih cerdas dan adaptif terhadap tantangan digital.
“Huawei Intelligent Operations tak hanya membantu mitra-mitra CSP dalam mengatasi tantangan operasional, namun juga mendorong pemanfaatan teknologi terkini untuk meningkatkan bisnis baru,” ujar Kevin Ye, President, Intelligent Operation Domain, Huawei.