Scroll untuk baca artikel
Nasional

Hingga Pertengahan Mei 2025, Bulog Belanjakan Rp15,15 Triliun untuk Ketahanan Pangan

26
×

Hingga Pertengahan Mei 2025, Bulog Belanjakan Rp15,15 Triliun untuk Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini
BULOG gelar pangan murah melaui program BULOG SIAGA guna menjangkau masyarakat di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. (Foto: BULOG)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA –  Perum Bulog hingga pertengahan Mei 2025 telah membelanjakan sebesar Rp15,15 triliun untuk mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya menyerap gabah petani di musim panen.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (23/5/2025), bahwa pembelanjaan tersebut mencapai 91 persen dari alokasi anggaran Bulog.

“Per 15 Mei, Bulog telah membeli sebanyak 1,46 juta ton gabah senilai Rp9,5 triliun dan 0,47 juta ton beras senilai Rp5,65 triliun. Ini merupakan realisasi serapan panen yang sedang berlangsung di masyarakat,” jelas Suahasil.

Baca Juga :   Produksi Padi Melimpah, Bulog Diharapkan Maksimal dalam Penyerapan Gabah

Pemerintah melalui Bulog, yang menerima alokasi anggaran sebesar Rp16,58 triliun untuk pengadaan beras dan setara beras, terus mendukung program ketahanan pangan nasional.

Saat ini, stok beras Bulog mencapai 3,73 juta ton, jumlah tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Baca Juga :   Denni Puspa Purbasari: Upskilling itu Penting

Produksi beras nasional pada Januari hingga April 2025 diperkirakan meningkat sekitar 25,7 persen dibanding tahun sebelumnya.

Peningkatan ini memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang mencapai lebih dari 10 persen.

“Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang impresif ini juga terkait dengan penyaluran pupuk yang lebih efisien,” tambah Wamenkeu Suahasil.

Reformasi penyaluran pupuk bersubsidi melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025 telah memangkas lebih dari 145 regulasi, memungkinkan pupuk disalurkan langsung kepada kelompok petani di seluruh daerah.

Baca Juga :   Tekanan Tarif dan Tantangan Makro Jadi Ujian Baru bagi Ekonomi Indonesia 2025

Langkah ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

“Dengan penyederhanaan tata kelola ini, pupuk bersubsidi dapat langsung disalurkan dan tersedia di lapangan, sehingga berkontribusi meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan para petani kita,” pungkas Suahasil.