BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Cathay United Bank (CUB) memperingati hari jadi ke-20 di Vietnam dengan menggelar perayaan selama satu tahun yang diawali seminar dengan topik Lingkungan Hidup, Sosial, dan Tata Kelola Perusahaan (ESG). Di seminar ini, lebih dari 80 pemimpin industri menyusun rencana pembangunan berkelanjutan bagi para pelaku bisnis di Vietnam.
Membuktikan komitmen pada pembangunan berkelanjutan dan inovasi, Cathay United Bank Ho Chi Minh City Branch (CUBHCM) merayakan hari jadi ke-20 bertema “Better Together” dengan menggelar sebuah seminar dengan topik “ESG: Tantangan dan Praktik Pembangunan Berkelanjutan”. Setelah ESG menjadi faktor yang semakin memengaruhi strategi bisnis global, seminar ini membahas praktik dan strategi untuk pemangku kepentingan industri untuk menghadapi tren pembangunan berkelanjutan.
Sebagai bank umum milik Cathay Financial Holdings — salah satu lembaga keuangan terbesar di Asia — CUB tak hanya menyediakan jasa keuangan, namun juga menjadi mitra bisnis bagi perusahaan yang bertransisi menuju pembangunan berkelanjutan. Pada 2015, CUB menjadi bank Taiwan pertama yang menganut “Equator Principles”, serta menjamin proyek-proyek yang dibiayainya sejalan dengan standar manajemen risiko lingkungan hidup dan sosial. Hal tersebut menopang pembangunan berkelanjutan dalam aktivitas bisnis.
Di seminar ini, Michael Wen, Executive Vice President, Cathay United Bank, berkata, “Cathay United Bank mendukung nasabah menghadapi dinamika ESG dengan memberikan perspektif seputar tren global dan lokal, perkembangan regulasi, serta pendekatan implementasi guna memberdayakan para pelaku bisnis. Pertumbuhan pesat ekonomi Vietnam menghadirkan berbagai peluang dan tantangan dalam pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, kolaborasi antara pelaku bisnis, lembaga keuangan, dan pembuat kebijakan berperan besar mendorong perubahan positif.”
Di forum ini, Nguyễn Hoàng Nam, ESG Leader, PwC Vietnam, membahas sejumlah tantangan ESG yang dihadapi usaha kecil dan menengah (UKM) dalam negeri: “Sekitar 39% pelaku bisnis masih belum mengenal ESG, bahkan lebih dari 60% di antaranya tidak mengetahui regulasi terkait. Sejumlah kendala yang ditemui para pelaku bisnis antara lain hambatan keuangan, panduan legal yang belum jelas, serta kemampuan yang belum memadai untuk menerapkan ESG.”
Demi menjawab sejumlah tantangan ini, Nguyễn Hoàng Nam menganjurkan para pelaku bisnis agar berinvestasi dalam program pelatihan ESG internal, menyusun sistem pelaporan data yang andal, serta aktif mencari mitra pembiayaan hijau dan terlibat dalam asosiasi industri untuk mempelajari praktik terbaik.
Model Praktis dan Praktik Terbaik di Industri
Meski masih terkendala, implementasi ESG di Vietnam mulai berkembang. Pada level kebijakan, pemerintah Vietnam telah menerbitkan Strategi Pertumbuhan Lestari pada 2021-2030. Seminar ini turut dihadiri perwakilan perusahaan terkemuka yang telah melaksanakan dan meraih sertifikasi ESG, termasuk IDICO Industrial Park, Schneider Electric, Ares International Certification, Dan-D Foods, dan Micro Electricity.
Salah satunya, IDICO Industrial Park yang telah memperkenalkan praktik yang lebih lestari di industri berat. IDICO juga telah memasang sistem tenaga surya di atap bangunan pada pabrik-pabrik pre-built, serta memanfaatkan air buangan yang telah diolah kembali. IDICO juga memprioritaskan SDM dengan membangun perumahan sosial, serta merekrut pekerja berkualitas. Selain itu, Schneider Electric, menargetkan Net Zero pada 2050, aktif mengembangkan teknologi bersih, seperti listrik bersih dan dekarbonisasi jaringan listrik demi mengurangi jejak karbon.
Cathay United Bank : Berkolaborasi dengan Para Pelaku Bisnis Vietnam untuk Menjalankan Pembangunan Berkelanjutan
Pada 2024, CUB sukses meraih sekitar 90 penghargaan bergengsi atas berbagai pencapaian dalam pengelolaan investasi, inovasi digital, dan praktik ESG–membuktikan statusnya sebagai bank visioner dan bertanggung jawab. CUB juga baru saja tercantum dalam daftar 20% penyedia pembiayaan berkelanjutan terbaik versi Financial Supervisory Commission.
Menganggap Vietnam sebagai “rumah kedua”, CUB telah menempuh langkah penting dalam beberapa tahun terakhir untuk mempromosikan pengembangan ESG di negara tersebut. CUBHCM bermitra dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk membiayai proyek PLTB di darat terbesar di Vietnam yang berlokasi di provinsi Ninh Thuận dengan investasi total US$ 107 juta.
CUBHCM juga melansir program pinjaman hijau (green loan) dalam bentuk pendanaan CAPEX. Lewat program ini, CUBHCM membantu perusahaan-perusahaan Vietnam mengembangkan proyek berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pabrik fase pertama yang mendapatkan fasilitas ini menjadi pabrik pertama di Vietnam Utara yang memiliki sertifikat bangunan hijau internasional LEED.
VJ Lu, General Manager, CUB Ho Chi Minh City Branch, berkata, “Di seminar ini, kami membahas tantangan nyata dan solusi praktis dalam ESG dan pembangunan berkelanjutan. Baik transisi energi, strategi, atau kisah bisnis–satu hal yang paling penting: kerja sama. Kolaborasi merupakan hal utama untuk perubahan jangka panjang.”
Sebagai acara yang mengawali perayaan 20 tahun CUB di Vietnam, seminar ini melambangkan komitmen CUB dalam menghubungkan manusia, ide, dan solusi. Dengan pesan “Better Together”, CUB menegaskan bahwa ESG bukanlah jalan yang ditempuh sendirian, namun tanggung jawab bersama yang menuntut kolaborasi antara perusahaan-lembaga keuangan-masyarakat untuk melangkah bersama.