Scroll untuk baca artikel
Finansial

Cadangan Devisa Turun untuk Stabilisasi Rupiah dan Pembayaran Utang Luar Negeri

95
×

Cadangan Devisa Turun untuk Stabilisasi Rupiah dan Pembayaran Utang Luar Negeri

Sebarkan artikel ini
Cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan pada April 2025 menjadi USD152,5 miliar, dari posisi sebelumnya USD157,1 miliar pada Maret 2025

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan pada April 2025 menjadi USD152,5 miliar, dari posisi sebelumnya USD157,1 miliar pada Maret 2025.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta langkah intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Meski mengalami koreksi, posisi cadangan devisa Indonesia tetap berada pada level yang kuat.

“Dengan nilai saat ini, cadangan devisa mampu membiayai 6,4 bulan impor, atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor, kutip Bisnisasia dari Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri.

Baca Juga :   Ekonomi Digital di Indonesia Menguat, BNI Fokus pada Keamanan Siber

Hal ini mencerminkan ketahanan sektor eksternal Indonesia yang tetap terjaga di tengah tantangan global yang meningkat.

Bank Indonesia menilai bahwa tingkat cadangan saat ini cukup untuk mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional. Bank sentral juga menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal serta menjaga stabilitas ekonomi guna mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dinamika global yang terus bergejolak turut memicu peningkatan volatilitas di pasar keuangan domestik. Ketegangan geopolitik yang meningkat, ketidakpastian arah kebijakan suku bunga di negara maju, serta dinamika perdagangan internasional menjadi faktor utama penyebab volatilitas tersebut.

Baca Juga :   Bank DBS Indonesia Salurkan Pinjaman Rp250 Miliar untuk Chickin

Hingga 8 Mei 2025, pasar saham Indonesia mencatat arus keluar bersih modal asing sebesar Rp53 triliun (ytd), sementara pasar obligasi masih menunjukkan optimisme investor asing dengan arus masuk bersih sebesar Rp21 triliun.

Melihat ke depan, cadangan devisa Indonesia diperkirakan tetap solid, didukung oleh surplus neraca perdagangan, khususnya dari ekspor komoditas utama seperti batu bara, CPO (crude palm oil), serta logam dasar termasuk nikel, tembaga, dan timah.

Namun demikian, sejumlah risiko eksternal tetap perlu dicermati, seperti potensi eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok, serta kebijakan tarif lanjutan oleh Presiden AS Donald Trump yang berpotensi menekan surplus perdagangan Indonesia.

Baca Juga :   MONIIFY Bantu Generasi Muda agar Lebih Cerdas Kelola Uang

Di sisi lain, potensi arus keluar modal juga meningkat seiring dengan ketidakpastian global dan konflik geopolitik lainnya seperti India-Pakistan. Dalam kondisi tersebut, cadangan devisa diperkirakan akan berada dalam kisaran USD152 hingga USD157 miliar hingga akhir 2025, meskipun terdapat tekanan dari kebutuhan pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo sekitar USD8,3 miliar sepanjang tahun ini. (as)