Scroll untuk baca artikel
Industri

Bank Saqu Sasar Content Creator Surabaya, Bantu Gen Z Kreatif Jadi Solopreneur Tangguh

4
×

Bank Saqu Sasar Content Creator Surabaya, Bantu Gen Z Kreatif Jadi Solopreneur Tangguh

Sebarkan artikel ini
Solopreneur Academy 2025 di Surabaya

BISNISASIA.CO.ID, SURABAYA – Dunia content creator kini tak cuma soal viral di media sosial, tapi juga soal bertahan dan tumbuh sebagai pelaku usaha mandiri alias solopreneur. Melihat tren ini, Bank Saqu menggandeng komunitas kreatif Ideafriends membuka roadshow Solopreneur Academy 2025 di Surabaya, menyasar kalangan muda kreatif yang ingin naik level jadi pelaku usaha berdaya saing.

Bukan tanpa alasan Surabaya dipilih sebagai kota pertama. Data Kemenparekraf menunjukkan Jawa Timur merupakan kontributor terbesar kedua industri kreatif nasional dengan lebih dari 20% pelaku kreatif berkemampuan tinggi—bahkan melebihi rerata nasional. Surabaya menjadi magnet talenta Gen Z yang kreatif, melek digital, dan haus peluang.

“Banyak content creator sebenarnya juga pelaku usaha kecil, tapi belum punya akses ke pelatihan atau pembiayaan. Ini yang ingin kami jembatani,” ujar Willy Apriando, Head of Marketing & Branding Bank Saqu. Menurutnya, Bank Saqu ingin jadi lebih dari sekadar bank, tapi mitra pertumbuhan bagi wirausaha kreatif muda.

Baca Juga :   Hisense Gandeng Kiper Ikonis Iker Casillas dalam Promosi UEFA EURO 2024™ "BEYOND GLORY"

Tantangan Kreatif, Jawaban Strategis

Solopreneur Academy bukan pelatihan biasa. Di sini, peserta dibekali wawasan soal branding, storytelling, manajemen bisnis, hingga strategi keuangan—hal-hal penting yang sering kali luput dari perhatian para kreator konten. Bahkan, program ini menghadirkan alumni seperti Steven Yoshi, pemilik brand parfum Scents of Pluto, yang memulai bisnis sepenuhnya online sebelum akhirnya punya toko fisik sendiri.

“Program ini bukan cuma soal belajar bikin konten keren. Tapi juga belajar cara bikin bisnis tetap relevan, kuat, dan bisa bertahan,” ujar Steven, yang menekankan pentingnya storytelling dalam membangun brand yang punya karakter.

Sementara Aulion, kreator video stop motion sekaligus mentor di program ini, menyebut tantangan utama kreator zaman sekarang adalah menjaga orisinalitas di tengah tekanan algoritma. “Tren bisa berubah cepat, tapi nilai personal dan kualitas karya itu yang bikin kita bertahan lama,” katanya.

Baca Juga :   Bank Saqu Dukung Solopreneur di Era Digital

Gen Z dan Masa Depan Ekonomi Kreatif

Program ini sekaligus menjadi respons terhadap tren baru di dunia kerja: semakin banyak anak muda memilih jalur freelance, creator, atau solopreneur ketimbang pekerjaan kantoran konvensional. Sektor ekonomi kreatif bahkan sudah menyumbang sekitar 8% dari total tenaga kerja Indonesia, dan diproyeksikan terus naik hingga lima tahun ke depan.

Zoai Zohar M, kreator asal Surabaya, menilai program ini bisa jadi kunci bagi anak muda di kotanya untuk mentransformasikan ide menjadi bisnis yang profesional. “Bikin konten bisa cepat, tapi bikin bisnis dari konten itu butuh mindset dan strategi yang beda. Solopreneur Academy hadir di momen yang pas,” ujarnya.

Bukan Sekadar Pelatihan

Usai pelatihan, peserta akan mempresentasikan strategi bisnis mereka pada September 2025 dan berkesempatan mendapat modal usaha dari Bank Saqu. Tak hanya itu, produk-produk seperti Tabungmatic, Busposito, Saku Kredit, dan fitur Undang Teman juga ditawarkan untuk mendukung perjalanan finansial para solopreneur.

Baca Juga :   SSD GEN5 Super Ngebut! HIKSEMI Pamer Inovasi di Canton Fair 2025

Bank Saqu—unit dari Astra Financial dan WeLab—mengklaim program ini sejalan dengan misi #BerjuangBersama dan Majukan Bangsaku, yaitu membentuk generasi kreator yang bukan hanya viral, tapi juga tangguh secara bisnis dan finansial.

Di tengah derasnya konten dan cepatnya tren, ekosistem kreatif Indonesia membutuhkan lebih banyak kreator yang bukan hanya produktif, tapi juga adaptif dan berkelanjutan. Lewat Solopreneur Academy 2025, Bank Saqu mencoba menjadi bagian dari solusi: menghadirkan ruang belajar dan berjejaring, agar ide-ide segar dari generasi muda tak hanya viral—tapi juga berdampak jangka panjang.