Scroll untuk baca artikel
Headline

Asia Pasifik Hadapi Kelangkaan Tenaga Kerja, 77 Persen Perusahaan Kesulitan Isi Lowongan

20
×

Asia Pasifik Hadapi Kelangkaan Tenaga Kerja, 77 Persen Perusahaan Kesulitan Isi Lowongan

Sebarkan artikel ini
Dalam Talent Shortage Survey 2025 yang dirilis ManpowerGroup, empat dari lima perusahaan di Asia Pasifik kesulitan menemukan tenaga kerja terampil.(PRNewsfoto/ManpowerGroup)

Menurut laporan ManpowerGroup, sektor TI di Asia Pasifik mengalami kelangkaan tenaga kerja tertinggi. Tren ini tercermin dari 81% perusahaan di sektor tersebut yang menghadapi kelangkaan tenaga kerja.

Baca Juga :   Yayasan Matsushita Gobel Konsisten Dorong Pertumbuhan Tenaga Kerja Ahli di Indonesia

Tenaga profesional yang terampil semakin dibutuhkan ketika banyak perusahaan kini kian bergantung pada teknologi dan transformasi digital.

“Seperti terungkap dalam laporan tersebut, kelangkaan tenaga kerja yang terus terjadi, menjadi isu struktural dalam pasar tenaga kerja di Asia Pasifik yang harus dihadapi berbagai perusahaan, khususnya di sektor TI yang mencatat tingkat kelangkaan tenaga kerja tertinggi,” ujar François Lançon, Regional President, Asia Pasifik & Timur Tengah, ManpowerGroup.

Baca Juga :   DYAN Catatkan Pendapatan Rp781 Miliar dan Laba Bersih Rp85 Miliar di Kuartal II Tahun 2024

“Saat pasar tenaga kerja mengalami kelangkaan, perusahaan pemberi kerja harus cepat mengambil keputusan untuk mempertahankan keterampilan kerja yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis, atau berkomitmen mengembangkan tenaga kerja yang dibutuhkan secara internal melalui program pelatihan dan pengembangan,” jelas Lançon.

“ManpowerGroup berkomitmen mengatasi kesenjangan keterampilan kerja dan mengembangkan keahlian kerja baru (upskilling) dalam skala luas. Maka, kami berinvestasi dalam berbagai akademi guna mempersiapkan angkatan kerja yang mampu mengisi lapangan pekerjaan masa depan.”

Laporan ini merekomendasikan program pelatihan dan pengembangan internal. Sebanyak 35% perusahaan yang disurvei ManpowerGroup berfokus mengembangkan keahlian karyawan (upskilling) dan melatih karyawan dengan keahlian baru (reskilling) demi mengatasi kesenjangan keterampilan kerja.

Baca Juga :   Agoda Rilis 5 Kota Destinasi Favorit Saat Libur Panjang Maulid Nabi

Respon Perusahaan Pemberi Kerja

Survei ini menunjukkan berbagai pendekatan yang ditempuh perusahaan untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja:

  • 35% – Menjalankan upskilling dan reskilling terhadap karyawan yang telah bekerja
  • 30% – Menaikkan gaji
  • 26% – Lebih fleksibel dalam jadwal kerja
  • 25% – Menyasar kumpulan tenaga kerja baru
  • 21% – Lebih fleksibel dalam lokasi kerja

“Ketika banyak perusahaan berhadapan dengan tantangan ketenagakerjaan, pemimpin industri, pemerintah, dan lembaga pendidikan semakin perlu berkolaborasi agar generasi masa depan menguasai Keterampilan yang relevan,” kata Lançon.