BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam industri eCommerce semakin nyata.
Tak hanya menjadi tren teknologi, AI kini mulai diintegrasikan ke dalam operasional harian para pelaku usaha, termasuk penjual online di Indonesia.
Menyambut era ini, Lazada mengembangkan berbagai fitur berbasis AI sekaligus meluncurkan Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online, guna menjembatani kesenjangan adopsi AI di kalangan penjual.
Riset terbaru hasil kolaborasi Lazada dan Kantar menyebutkan bahwa 91% penjual di Indonesia bersikap terbuka terhadap penerapan AI. Bahkan, 29% di antaranya sudah tergolong mahir menggunakan AI untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Namun, di sisi lain, mayoritas penjual masih meragukan manfaat jangka pendek dari AI dan mengkhawatirkan investasi awal yang harus dikeluarkan.
Mengacu pada studi McKinsey dan PwC, implementasi AI terbukti mampu meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mendongkrak pendapatan hingga dua digit.
Melihat peluang ini, Lazada menegaskan komitmennya sebagai pionir pemanfaatan AI dalam eCommerce di Asia Tenggara dengan menawarkan serangkaian fitur dan strategi berbasis AI.
Amelia Tediarjo, Head of Business Growth and Operations Lazada Indonesia, mengatakan bahwa integrasi AI bukan hanya urusan teknologi, melainkan strategi bertahan dan berkembang dalam ekosistem digital.
“Penjual yang siap AI adalah penjual yang siap masa depan,” katanya.
Fitur AI yang Sudah Bisa Diakses Penjual di Lazada
Beberapa fitur yang sudah digunakan antara lain: Lazada Business Advisor – menyediakan analisis performa toko dan tren pasar; AI Smart Listing – menyusun deskripsi produk otomatis dan menarik; Lazada IM Shop Assistant (LISA) – mempercepat layanan pelanggan lewat chatbot dan Sponsored Solutions – iklan digital dengan optimasi AI berbasis target pasar
Di kategori seperti fesyen dan kecantikan, fitur-fitur berbasis AI bahkan semakin canggih, termasuk AI-Powered Skin Test dan Virtual Try-On, yang memberikan pengalaman personalisasi tinggi bagi pembeli sekaligus membuka peluang konversi lebih besar bagi penjual.
Buku Panduan AI untuk Penjual: Panduan Praktis Berdasarkan Tingkat Kesiapan
Untuk mengatasi gap pemahaman AI, Lazada membagi penjual menjadi tiga kelompok: AI Adepts: sudah terbiasa dan mengoptimalkan AI; AI Aspirants: mulai mencoba mengintegrasikan AI dalam operasional; AI Agnostics: belum memahami atau menggunakan AI sama sekali
Panduan ini memberikan strategi konkret sesuai tingkat kesiapan masing-masing, mulai dari pemanfaatan fitur yang mudah diakses hingga pengembangan roadmap adopsi AI secara bertahap. Tujuannya jelas: mendorong penjual untuk tumbuh dalam ekosistem digital yang semakin kompetitif.
AI Sebagai Pendorong Daya Saing Usaha Mikro dan Menengah
Indonesia dinilai berpotensi menjadi pusat kekuatan AI di Asia Tenggara, dengan syarat adopsi teknologi harus disertai pendampingan dan literasi. Lazada menempatkan diri sebagai bagian dari ekosistem yang mendorong transformasi ini, bukan hanya dengan fitur, tetapi juga edukasi.
“AI bukan tren sesaat. Ini adalah katalisator pertumbuhan jangka panjang. Maka dari itu, kami hadir untuk mempermudah dan memberdayakan, bukan membingungkan,” kata Amelia.