BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus memperkuat komitmennya dalam penerapan prinsip Environmental, Social dan Governance (ESG) sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan hingga mengejar target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satu fokus utama perusahaan dalam penerapan ESG adalah melalui inisiatif dekarbonisasi guna mencapai NZE 2060 sebagaimana yang ditargetkan oleh pemerintah.
“Pupuk Kaltim terus bertransformasi dan memperkuat strategi keberlanjutan melalui integrasi prinsip ESG di setiap aspek operasional perusahaan. Kami percaya, keberhasilan tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, namun juga bagaimana memberi manfaat bagi lingkungan, memberdayakan masyarakat, serta menerapkan tata kelola yang transparan, akuntabel dan beretika,” ujar Senior Vice President Pengembangan & Portofolio Bisnis Pupuk Kaltim, Propan Weber Suhardiyatno, pada Senin, (19/5/2025).
Propan menyebutkan salah satu program prioritas yang dilakukan Pupuk Kaltim di bidang dekarbonisasi adalah melalui proyek Co-Firing Coal dengan biomassa di pembangkit tenaga uap (boiler) yang dimiliki perusahaan. Co-firing sendiri merupakan proses substitusi bahan bakar menggunakan biomassa secara parsial.
Propan menuturkan proyek tersebut dijalankan di boiler batubara milik Pupuk Kaltim yang memiliki kapasitas 220×2 ton per jam. Lewat proyek ini, Pupuk Kaltim memperkirakan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 59.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahunnya pada 2030.
“Kami memiliki target dekarbonisasi dengan co-firing. Dengan pengurangan 5% saja batubara, kami bisa mengurangi hingga 59.000 ton emisi CO2 per tahunnya,” ujar Propan.
Propan melanjutkan inisiatif lain yang dilakukan Pupuk Kaltim di bidang dekarbonisasi adalah membangun pabrik soda ash yang mengusung konsep ekonomi sirkular dan diproyeksikan dapat menyerap sekitar 174.000 ton CO2 per tahun.
Upaya dekarbonisasi turut diperkuat melalui proyek Revamping Pabrik Ammonia Pupuk Kaltim 2 yang akan menurunkan emisi karbon hingga 110.000 ton pada 2030, sekaligus meningkatkan efisiensi energi.
Di sisi lain, perusahaan juga mengadopsi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan target penurunan emisi sebesar 900 ton CO2 pada 2030, serta mengoperasikan kendaraan listrik untuk keperluan operasional yang ditargetkan mampu mengurangi emisi hingga 110 ton CO2 di tahun yang sama.
Dengan berbagai inisiatif dekarbonisasi itu, Pupuk Kaltim menargetkan mampu mengurangi emisi CO2 hingga 32% pada 2030 sesuai dengan Roadmap Dekarbonisasi perusahaan. Sementara itu dalam jangka panjang, Pupuk Kaltim menargetkan dapat mencapai target nol emisi karbon (NZE) di tahun 2060.
“Target penurunan emisi sebesar 32% yang diusung Pupuk Kaltim akan dicapai melalui serangkaian program strategis yang berfokus pada efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, serta penerapan ekonomi sirkular di lini produksi. Komitmen ini sejalan dengan target Net Zero Emission yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2060,” kata dia.
ESG untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani
Komitmen Pupuk Kaltim terhadap aspek lingkungan (Environmental) tidak hanya terfokus pada dekarbonisasi di level operasional pabrik, tetapi juga diterapkan secara menyeluruh, yakni pada inovasi produk yang dihasilkan. Salah satu implementasinya adalah pengembangan produk pupuk NPK Pelangi Jos yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan efisiensi pemupukan, sekaligus meminimalkan dampak pencemaran tanah. Dengan memanfaatkan mikroba, pupuk ini diformulasikan agar dapat diserap lebih optimal oleh tanaman dan meningkatkan produktivitas pertanian.
“Produk tersebut tengah kami kembangkan selama dua tahun terakhir. Berdasarkan hasil uji coba, pupuk ini mampu meningkatkan efisiensi pemupukan hingga 25% serta mendorong peningkatan produktivitas pertanian sebesar 15%,” ujarnya.
Propan menuturkan inisiatif Pupuk Kaltim juga melingkupi aspek sosial (Social), salah satunya melalui program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR). Lewat program yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dan Pupuk Indonesia selaku perusahaan induk, Pupuk Kaltim berupaya menciptakan ekosistem agrikultur yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari penyedia benih, off-taker hingga pihak asuransi dan sumber-sumber permodalan. Melalui program sosial ini, Pupuk Kaltim mendorong produktivitas pertanian yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan.
“Pada 2024, program ini berhasil diimplementasikan di hampir 100.819 hektar lahan dan 42.027 petani. Program ini diperkirakan mampu meningkatkan produktivitas pertanian mulai dari 11% hingga 67%. Program ini akan terus kami lakukan dan tiap tahun terus kami tambah petani yang terlibat dan luas lahan yang dibina,” kata dia.
Penerapan prinsip ESG oleh Pupuk Kaltim membuahkan hasil dengan sejumlah prestasi, salah satunya skor ESG Risk Rating sebesar 21.9 dari Sustainalytics. Dengan skor tersebut, Pupuk Kaltim berhasil menempati posisi 3 teratas dari 81 perusahaan untuk kategori agrokimia.
Selain itu, Pupuk Kaltim juga memperoleh 8 tahun berturut-turut Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH); 9 tahun berturut-turut Proper Emas Daerah dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur; 7 tahun berturut-turut predikat Platinum dari Asia Sustainability Reporting Rating dengan skor 93-100; serta penghargaan kategori Gold Star Award untuk perusahaan non-emiten pada ajang Investortrust ESG Awards 2024.