BISNISASIA, JAKARTA – Iwan Sunito, tokoh diaspora Indonesia yang membesarkan nama Crown Group dan kini mendirikan One Global Capital, berbagi refleksi personal tentang perjalanan panjangnya dari Surabaya ke Sydney.
Dalam kisahnya, ia menekankan bahwa kesuksesan tak datang instan—namun dari keputusan yang berani dan konsisten dijalankan.
Berawal dari Sebuah Pesan Ayah
Kisah Iwan bermula dari keputusan sang ayah, Handy Sunito, yang mengirimnya ke Sydney pada tahun 1984. Meski awalnya terdengar seperti candaan, arahan tersebut menjadi titik balik hidupnya.
“Saya sempat berpikir mungkin ayah tidak ingin saya kembali pulang. Tapi sekarang saya sadar, itu adalah strategi penuh visi,” tutur Iwan sembari mengenang.
Nasihat sang ayah—“berpikirlah besar, tapi mulailah dari yang kecil”—menjadi prinsip hidup yang Iwan pegang hingga kini.
Dari Mahasiswa Arsitektur ke Developer Properti Kelas Dunia
Studi arsitektur di University of New South Wales (UNSW) membentuk dasar pemikiran dan profesionalismenya. Di sana, Iwan meraih gelar sarjana dan magister, serta memenangkan Eric Daniels Prize berkat desain hunian inovatif.
Namun kehidupan di Sydney tak selalu mudah. Kisah adaptasi kultural Iwan—termasuk salah paham soal sapaan “G’day” dan “How ya goin?”—menghadirkan sisi humanis yang menyentuh dan jenaka.
“Lucu dan canggung, tapi semua itu justru yang mengajarkan saya pentingnya ketahanan dan kemampuan beradaptasi,” ucapnya.
Langkah Kecil, Mimpi Besar
Tahun 1996, Iwan memulai proyek perdana: 54 unit hunian di Bondi Junction, yang menghasilkan laba sekitar Rp50 miliar.
Delapan tahun kemudian, prinsip “Buy Well, Add Value, Sell Well” mulai diterapkan dan terbukti sukses di proyek Newington, menghasilkan profit hingga Rp400 miliar.
Tahun 2011 menjadi tonggak besar lewat Top Ryde City Living, salah satu proyek terbesar di New South Wales, yang memperkuat reputasinya sebagai inovator properti.
Dari Crown Group ke One Global Capital
Lepas dari Crown Group, Iwan mendirikan One Global Capital, yang kini menangani proyek-proyek ambisius seperti One Global Resorts Green Square, mencatat okupansi 99,5% dan peningkatan pendapatan Rp8 miliar hanya dalam enam bulan.
Proyek One Macquarie Park bahkan akan menjadi hotel modular pertama di Sydney. Iwan juga mengembangkan penthouse eksklusif di Chatswood bersama Armani Group dan merencanakan ekspansi ke jantung kota Sydney.
Australia: Stabilitas, Akses, dan Potensi Jangka Panjang
Bagi Iwan, Australia tetap menjadi pilihan terbaik dibanding negara-negara lain di Asia Pasifik.
“Dari stabilitas politik, nilai mata uang, akses investasi, hingga kualitas hidup—Australia memiliki semua faktor penting untuk pertumbuhan jangka panjang,” tegasnya.
Ia mengelola proyek dengan nilai portofolio antara Rp5 triliun hingga Rp25 triliun, jauh dari gaji pertamanya sebesar Rp250 juta setahun.
3 Prinsip Sukses Bisnis di Australia
-
Temukan bidang yang Anda cintai
Bangun keterampilan di bidang tersebut dan bertumbuh dari kecil. -
Investasikan pada mitra yang punya skala dan keahlian
Belajar dari investor besar yang lebih memilih mitra mapan daripada membangun sendiri dari nol. -
Pilih mitra bisnis dengan rekam jejak kepercayaan
Hindari keputusan terburu-buru. Kontrak sekuat apapun tak bisa melindungi dari karakter yang buruk.
“Kepercayaan besar berasal dari kepercayaan-kepercayaan kecil,” pungkasnya.