BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kunjungan kenegaraan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Kamboja memperkuat komitmen persahabatan historis antara dua negara Asia ini. Tak hanya menghasilkan peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi, lawatan Xi juga mempertegas pentingnya pertukaran budaya sebagai jembatan penghubung antara rakyat Tiongkok dan Kamboja.
Dalam pertemuan dengan Raja Kamboja Norodom Sihamoni, Xi menegaskan bahwa modernisasi Tiongkok akan membuka lebih banyak peluang bagi negara-negara tetangga, termasuk Kamboja. Ia juga menekankan bahwa masyarakat Tiongkok dan Kamboja memiliki masa depan bersama, yang tercipta dari pilihan sejarah dan kehendak rakyat.
Kemitraan Strategis yang Kian Solid
Hubungan diplomatik kedua negara telah teruji oleh berbagai dinamika global dan terus diperkuat oleh para pemimpin dari generasi ke generasi. Dari kunjungan Hun Sen pada Februari 2023 hingga Hun Manet pada September 2023, Kamboja menunjukkan konsistensi menjadikan Tiongkok sebagai mitra strategis utama.
Bukti penghargaan atas kontribusi Xi terhadap pembangunan Kamboja pun terlihat nyata. Pada Mei 2024, sebuah jalan utama di Phnom Penh diresmikan dengan nama “Jalan Xi Jinping”—simbol kuat dari penghormatan dan persahabatan jangka panjang.
Perdagangan dan Investasi yang Meningkat Signifikan
Kerja sama ekonomi menjadi fondasi utama hubungan Tiongkok-Kamboja. Berkat keberadaan RCEP dan Perjanjian Perdagangan Bebas Tiongkok-Kamboja, nilai perdagangan bilateral pada 2024 mencapai RMB 17,83 miliar, meningkat 20,7% dibanding tahun sebelumnya.
Produk pertanian dan perikanan berkualitas tinggi dari Kamboja, seperti beras, mangga, kelapa, hingga ikan basa, kini dinikmati oleh konsumen Tiongkok. Di sisi lain, Kamboja menerima manfaat nyata berupa peningkatan pendapatan petani dan nelayan lokal.
Tiongkok juga telah menjadi investor asing terbesar di Kamboja selama 13 tahun berturut-turut. Investasinya menjangkau sektor strategis seperti energi, transportasi, teknologi, kawasan ekonomi khusus, hingga pariwisata.
Pertukaran Budaya sebagai Pilar Persahabatan
Hubungan bilateral tak hanya didorong oleh kepentingan ekonomi, tetapi juga oleh interaksi budaya dan antarwarga yang terus berkembang. Tahun 2024 ditetapkan sebagai Tahun Pertukaran Warga Tiongkok-Kamboja, menandai intensitas interaksi yang meningkat.
Program seperti Love Heart Journey, Bright Journey, dan Smile Journey membawa layanan medis dari dokter-dokter Tiongkok ke pelosok Kamboja, menyentuh lebih dari 20 provinsi dan kota.
Sementara itu, Confucius Institute di Kamboja telah mengajarkan bahasa Mandarin secara gratis kepada lebih dari 100.000 pelajar sejak 2009, memperluas pemahaman lintas budaya antarbangsa.
Presiden Xi Jinping bahkan menekankan pentingnya memperluas kerja sama budaya dalam kerangka Inisiatif Peradaban Global, yang meliputi bidang media, kepemudaan, pendidikan, pelestarian budaya, pariwisata, hingga teknologi.
“Kita harus menegakkan solidaritas dan harmoni melalui pertukaran antarwarga, dialog kebudayaan, serta kerja sama dalam tata kelola dan pelestarian warisan budaya,” tulis Xi dalam artikelnya menjelang kunjungan.