Scroll untuk baca artikel
Industri

MTDL Optimis Pendapatan 2024 Meningkat Seiring Tingginya Transformasi Digital Nasional

80
×

MTDL Optimis Pendapatan 2024 Meningkat Seiring Tingginya Transformasi Digital Nasional

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Emiten teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digital khususnya di bidang solusi, konsultasi digital serta distribusi digital yang merupakan emiten sektor TIK terbesar di Indonesia dari sisi penjualan dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), optimis akan mampu meraih pendapatan sekitar Rp 25 triliun di akhir 2024 seiring transformasi digital menuju era industri 4.0 yang banyak dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

”Seiring dengan berakhinya masa pemilu, kami melihat prospek pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang lebih baik untuk 2024. Hal ini tercermin dari pergerakan bisnis unit Distribusi untuk segmen Consumer yang mulai pulih sementara bisnis unit Distribusi segmen Commercial, dan juga bisnis unit Solutions & Consulting terus meningkat karena dorongan yang datang dari proses transformasi digital perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kami optimis di tahun 2024 ini akan semakin banyak perusahaan membutuhkan jasa Metrodata Group dalam melakukan transformasi digital menuju Industri 4.0,” kata Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk.

Era industri 4.0 merupakan era terintegrasinya dunia online dan lini produksi di industri. Di era ini semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama, yang menyebabkan peningkatan permintaan akan perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan integrasi sistem untuk memastikan produk-produk ini dapat diterapkan oleh bisnis, yang ditawarkan oleh MTDL sebagai solusi lengkap untuk kebutuhan TIK.

Tentunya, teknologi yang mendampingi penerapan menuju Industri 4.0 juga meliputi Internet of Things (IoT), selain kecerdasan buatan (AI). Selain itu, ada juga penerapan cloud computing dengan cyber security multi layer yang mumpuni, didasari oleh kolaborasi antara IT (Informasi Teknologi) dan OT (Operasional Teknologi) kelas dunia. Kebutuhan transformasi digital pelaku bisnis juga masih sangat luas untuk area seperti Business Application (ERP), digital business platform (API), serta proyek-proyek pengembangan lainnya.

Baca Juga :   Resmikan Kampung Nelayan Modern, KKP Perkuat Hilirisasi Teri dengan Kalamo di Pulau Pasaran

Bahkan baru-baru ini juga MTDL telah menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan FPT Information System (FPT IS), sebuah perusahaan terkemuka dalam digital transformation di Vietnam. Memorandum ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan bersinergi dalam pembangunan solusi transformasi digital kelas dunia, yang didukung oleh solusi Cloud, Data, dan Artificial Intelligence, guna menangkap peluang digital Indonesia yang terus berkembang.

Dalam kolaborasi ini, Metrodata dan FPT akan bersama-sama fokus untuk mempromosikan aplikasi berbasis Artificial Intelligence guna meningkatkan produktivitas dan mempercepat kemajuan menuju pencapaian tujuan ‘Visi Indonesia 2045’. Tindakan strategis ini sejalan dengan komitmen kami untuk menjadikan teknologi sebagai mesin pertumbuhan dan mercusuar bagi pembangunan ekonomi digital berkelanjutan Indonesia,” ujar Susanto.

Baca Juga :   Yili Group Masuk dalam "2023 Forbes China Globalization Innovators Selection Top 30 Brands"

Ditambahkan juga, “Kita dapat melihat dengan jelas bahwa ekonomi digital Indonesia menawarkan banyak peluang dan prospek, dengan proyeksi mencapai USD 1,5 triliun, menyumbang 14% dari PDB. Terutama, infrastruktur Cloud dan peluang terkait Artificial Intelligence diharapkan akan berlipat ganda setiap lima tahun. Daya saing digital Indonesia telah meningkat drastis selama bertahun-tahun, terutama selama pandemi Covid-19, memberikan kesempatan bagi perusahaan teknologi seperti FPT IS dan Metrodata untuk berkontribusi dalam mempercepat pemulihan ekonomi.”

“Oleh sebab itu MTDL optimis akan bisa mencapai pertumbuhan pendapatan mencapai sekitar Rp25Triliun di tahun ini dari tingginya kebutuhan akan transformasi digital di Indonesia,” ungkap Susanto sambil menutup siaran persnya.(saf)