Scroll untuk baca artikel
Teknologi

Ransomware dan AI Generatif, Tantangan Keamanan Cloud di Indonesia

17
×

Ransomware dan AI Generatif, Tantangan Keamanan Cloud di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Menurut laporan terbaru oleh SUSE, Indonesia mencatat angka tertinggi dalam insiden keamanan cloud di wilayah Asia Pasifik.

BISNISASIA.CO,ID, JAKARTA – Seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi cloud, masalah keamanan menjadi semakin kompleks, terutama di Indonesia.

Menurut laporan terbaru oleh SUSE, Indonesia mencatat angka tertinggi dalam insiden keamanan cloud di wilayah Asia Pasifik.

Ini menunjukkan bahwa ancaman siber yang semakin berkembang, termasuk yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI), menjadi tantangan serius bagi banyak perusahaan.

Dalam laporan “Securing the Cloud Asia Pasifik 2024”, SUSE mengungkapkan bahwa tim TI di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang unik dalam mengamankan infrastruktur cloud dan edge.

Data menunjukkan bahwa meskipun 94% profesional TI di Indonesia berencana untuk memindahkan lebih banyak beban kerja ke cloud, hal ini sangat tergantung pada jaminan keamanan yang solid.

Baca Juga :   realme 12 Series 5G dengan realme UI 5.0 Meluncur di Indonesia

Gayathri Peria, General Manager SUSE untuk Asia Tenggara, menyoroti pentingnya memiliki struktur keamanan yang kuat.

Laporan tersebut juga menekankan dampak dari AI generatif dan komputasi edge terhadap keamanan cloud.

Dengan pertumbuhan adopsi cloud yang pesat, muncul peluang dan tantangan baru.

Terutama, 57% pengambil keputusan TI mengkhawatirkan privasi dan keamanan data yang terkait dengan Gen AI.

Di Indonesia, kekhawatiran ini tampaknya lebih signifikan dibandingkan dengan negara-negara Asia Pasifik lainnya.

Laporan menunjukkan bahwa 64% tim TI di Asia Pasifik melaporkan setidaknya satu insiden keamanan cloud dalam 12 bulan terakhir.

Di Indonesia, 31 responden melaporkan lima atau lebih insiden terkait edge.

Baca Juga :   Huawei Lansir Solusi ICT Talent Cultivation dan Smart Campus Exhibition Center

Insiden ini termasuk serangan ransomware, kerentanan zero-day, dan kurangnya visibilitas terhadap data sensitif.

Meskipun ada kekhawatiran, masih ada antusiasme untuk migrasi ke cloud, dengan 84% pengambil keputusan TI di Asia Pasifik bersedia melakukannya jika jaminan keamanan ada.

Di Indonesia, angka ini lebih tinggi, mencapai 94%.

Namun, keamanan tetap menjadi hambatan utama dalam adopsi cloud yang lebih luas.

Para pengambil keputusan TI di Indonesia mencari berbagai langkah keamanan, seperti penggunaan solusi Cloud CPSM, CWPP, atau CNAPP.

Sebanyak 59% responden melaporkan mengadopsi solusi ini, yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kawasan Asia Pasifik.

Selain itu, praktik seperti otomatisasi keamanan dan perlindungan DDoS juga banyak dipilih.

Baca Juga :   Cocok Buat Pemain Gim dan Pekerja Jarak Jauh, UGREEN Rilis Fast Charging Power Bank

Indonesia menduduki peringkat tertinggi dalam hal alokasi anggaran untuk keamanan cloud, dengan 42,5% dari total anggaran TI mereka diperuntukkan bagi keamanan cloud.

Angka ini jauh melampaui negara-negara lain di kawasan, seperti Singapura.

Laporan dari SUSE mengungkapkan tantangan keamanan yang signifikan terkait dengan adopsi teknologi cloud di Asia Pasifik, terutama di Indonesia.

Dengan meningkatnya ancaman siber yang didukung oleh AI, penting bagi para pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah ini secara proaktif.

Investasi dalam keamanan siber dan penerapan langkah-langkah keamanan yang tepat menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan dan meningkatkan kesiapan Indonesia di era digital yang semakin dinamis.