BISNISASIA.CO.ID, SANYA – Pada 3-4 November 2022, “2022 Ocean Cooperation and Governance Forum”, digelar oleh National Institute for South China Sea Studies, Tiongkok, berlangsung di Sanya, Hainan. Kerja sama maritim Tiongkok dengan negara ASEAN telah berkembang dari tahap penjajakan awal pada 1990-an hingga saat ini, bahkan bidang kerja sama semakin luas, dan bentuk kerja sama kian beraneka ragam. Penanganan perubahan iklim, manajemen dan pendayagunaan sumber daya kelautan, perencanaan dan pendirian taman maritim/cagar alam, pencegahan dan mitigasi bencana kelautan, serta pelestarian spesies laut yang terancam punah merupakan fokus dari kerja sama maritim antara Tiongkok dan negara ASEAN.
Dalam konteks ini Tiongkok dan negara ASEAN menjajaki dan menjalin berbagai mekanisme kerja sama jangka panjang dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, Tiongkok membentuk “China-ASEAN Maritime Cooperation Fund” dan “China-Indonesia Maritime Cooperation Fund” untuk aktif mendukung beragam proyek kerja sama maritim antara Tiongkok dan negara ASEAN; Pendirian Joint Research and Development Center for Marine Science and Technology untuk negara ASEAN juga menjadi sarana yang mempererat kerja sama dalam ilmu kelautan dan inovasi teknologi, serta pelatihan SDM antara kedua pihak.
Dari sisi kerja sama praktis, Tiongkok dan negara ASEAN aktif menerapkan Deklarasi Pemimpin tentang Pelestarian Pantai dan Lingkungan Hidup Laut di Laut Tiongkok Selatan pada Dekade Berikutnya (2017-2027), serta bekerja sama dalam “Marine Plastic Reduction Initiative”, “Mangrove Protection Plan”, serta proyek restorasi ekologi kelautan lain. “Mereka juga aktif berpartisipasi dalam asosiasi pengelolaan perikanan tingkat regional, menjalankan prinsip yang “tidak menoleransi” penangkapan ikan ilegal, serta giat mengkaji Perjanjian tentang Upaya Pelabuhan Negara dalam Mencegah, Menangkal, dan Menghapuskan Penangkapan Ikan Ilegal, Tidak Dilaporkan, dan Tidak Diregulasi.
Sebagai lokasi acara ini, Hainan memiliki perekonomian khas di wilayah kepulauan. Laut menjadi sumber daya penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial Hainan. Pada 2021, nilai ekonomi kelautan bruto mencapai RMB 198,96 miliar, berkontribusi 30,7% terhadap PDB Hainan. Banyak pihak menilai Hainan sebagai “Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21” dan titik strategis penting yang “mempererat kontak dan kerja sama eksternal”, meningkatkan kerja sama antara negara Asia Tenggara dalam bidang pariwisata kelautan, pelestarian lingkungan laut, perikanan di perairan laut, serta kegiatan pencarian dan penyelamatan di laut. Maka, Hainan mengeksplorasi kebijakan pintu terbuka pada jenjang yang tinggi dengan dunia luar, serta membangun kawasan perdagangan bebas lewat pelabuhan bebas.(BA-06)