Tips Mencegah GERD dengan Konsep Mindful Eating

Ilustrasi

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Akhir-akhir ini penyakit Gastroesophageal Reflux Disease atau yang biasa dikenal dengan istilah GERD, sedang menjadi perbincangan hangat di lintas platform sosial media. Selain diperkirakan terdapat lebih dari empat juta orang yang menderita penyakit GERD di Indonesia, ditemukan terdapat lebih dari 27.000 unggahan yang menyebut GERD sepanjang tahun 2022. Untuk itu, penting bagi kita mulai meningkatkan kesadaran bagaimana cara mencegahnya, salah satunya melalui konsep Mindful Eating.

Menurut Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI), nyeri dada tidak hanya disebabkan oleh karena kelainan jantung, melainkan nyeri dada juga dapat disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan atau esofagus diikuti dengan rasa asam atau pahit di mulut yang disebut dengan penyakit GERD (Gastroesofageal Reflux Disease). Meski pada umumnya penyakit yang berkaitan dengan asam lambung selalu dianggap sebagai dyspepsia atau maag, namun GERD sendiri adalah penyakit kronik yang bisa saja mengakibatkan kanker kerongkongan atau kanker lambung.

Tidak hanya sebatas naiknya asam lambung, stres atau rasa gelisah yang berlebihan juga bisa mengakibatkan munculnya penyakit tersebut, atau yang dikenal di lintas platform media sosial sebagai GERD Anxiety. Apabila kondisi gabungan dari masalah fisik dan psikis seperti GERD Anxiety tersebut dibiarkan terus terjadi, maka akibatnya kualitas hidup penderita dapat terus menurun secara drastis. Tak bisa dipungkiri, hal ini terjadi akibat semakin banyaknya tantangan yang dialami oleh masyarakat, sehingga beban kehidupan pun semakin terasa berat.

Kondisi seperti ini merupakan permasalahan umum yang dialami oleh banyak orang di dunia, tak terkecuali Millennial dan Gen-Z di Indonesia. Berdasarkan laporan yang dihimpun Kompas.com, pada tahun 2009 saja di Indonesia sendiri diperkirakan terdapat lebih dari empat juta orang yang menderita penyakit GERD.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases menyatakan penderita obesitas dan ibu hamil merupakan golongan yang cukup berisiko mengalami penyakit GERD. Selain itu, terdapat beberapa kebiasaan yang turut memicu munculnya GERD:

  • Merokok, karena polutan yang terdapat pada rokok dapat mengiritasi lambung
  • Mengonsumsi jenis obat-obatan seperti aspirin, Motrin atau Advil (Ibuprofen), dan Aleve (Naproxen) secara berlebihan
  • Makan dalam porsi banyak dalam sekali waktu dan terburu-buru
  • Mengonsumsi jenis makanan dan minuman bercita rasa seperti makanan berminyak, manis, asin, pedas, dan minuman berasa yang asam, berkafein, serta mengonsumsi alkohol secara berlebihan
  • Pola makan yang buruk
  • Makan larut malam, dan langsung berbaring setelah menghabiskan makanan
  • Sering menggunakan pakaian yang terlalu ketat di sekitar perut, seperti memakai ikat pinggang terlalu ketat atau celana yang terlalu sempit

“Terdapat beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya GERD, diantaranya adalah dengan menerapkan mindful living, merupakan situasi dimana seseorang menyadari akan pilihan, situasi, dan kondisi saat ini dan yang ada di sekitarnya, serta mindful eating, yang merupakan konsep dimana seseorang menjaga asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh dengan
kesadaran penuh”, ujar Shirleen Gabriele Havelaar, S.Gz, M.Gizi, Certified Nutritionist at Sirka pada acara NGOBRAZ – Ngobrol Bareng Allianz, kegiatan webinar karyawan Allianz Indonesia bertajuk “Mindful Living, Mindful Eating”.

Allianz Indonesia Siap Lindungi Belasan Ribu Pelari Jakarta Marathon 2022

Dengan menerapkan kebiasaan tersebut, maka seseorang akan lebih memperhatikan seberapa banyak makanan, jenis makanan, dan perasaan saat sedang mengonsumsi makanan atau minuman.

“Agar dapat menerapkan mindful living dan mindful eating secara seimbang, terdapat beberapa tips yang perlu terus dilatih seperti mulai membiasakan diri untuk membuat daftar rencana makanan harian, mendekati area makan atau meja makan hanya bila tubuh telah memberikan sinyal lapar, menyadari apa dan seberapa banyak makanan yang ada di atas piring, mengapresiasi aroma, rasa, dan tekstur dari makanan yang dimakan, mengunyah secara perlahan, berhenti sebelum terlalu kenyang, hingga berusaha makan tanpa terganggu oleh aktivitas lain”, tambah Shirleen Gabriele Havelaar.

Meski demikian, memang pada dasarnya menerapkan mindful living dan mindful eating cenderung sulit dilakukan dan apabila dilakukan secara berlebihan dapat membuat seseorang terjebak dalam sikap egois yang berarti lebih mengedepankan kepentingan diri sendiri di atas orang lain tanpa terkecuali. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat membantu seseorang untuk dengan mudah membiasakan diri menerapkan mindful eating, seperti:

  • Membuat daftar asupan harian – Dengan membuat daftar belanjaan atau asupan harian yang akan dikonsumsi selama seminggu akan memudahkan seseorang untuk menjaga gizi dan nutrisi yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, bahkan dapat mengatur pengeluaran keuangan menjadi lebih baik.
  • Dekati tempat makan apabila tubuh telah memberikan ‘sinyal’ lapar – Hindari mendekati area tempat makan atau meja makan ketika sedang tidak lapar. Hal tersebut berfungsi untuk meminimalisir agar tidak nyemil di waktu-waktu yang tidak seharusnya, apalagi saat menjelang waktu tidur. Hal tersebut dikarenakan tubuh membutuhkan waktu paling tidak 2 jam untuk mencerna seluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi.
  • Sadari seberapa banyak porsi yang ada di piringmu – Dengan mengetahui kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh, maka seseorang dapat mengonsumsi makanan dan minuman secukupnya tanpa harus menyisakan makanan yang telah diambil.
  • Apresiasi aroma, rasa, dan tekstur makanan – Dengan mengapresiasi aroma, rasa, dan tekstur makanan yang dikonsumsi berarti seseorang menghargai dan memiliki rasa syukur atas asupan yang masuk ke dalam tubuh.
  • Makan perlahan dan kunyah dengan benar – Mengunyah makanan hingga lembut dapat mencegah seseorang tersedak makanan dan baik bagi kesehatan mulut. Selain itu, mengunyah makanan hingga menjadi partikel kecil juga dapat membuat tubuh tidak perlu bekerja keras dalam mencerna makanan.
  • Berhenti makan sebelum kenyang – Selain mencegah GERD, berhenti makan sebelum kenyang juga berfungsi untuk menjaga berat badan dalam kondisi ideal, hingga menghindari masalah kesehatan seperti penyakit jantung.
  • Berusaha makan tanpa ada aktivitas lain – Menikmati makanan yang dikonsumsi dengan tenang dipercaya dapat membuat seseorang menurunkan gangguan kecemasan yang sedang dialami.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Lasmintono, Chief Operating Officer Allianz Life Indonesia menyampaikan bahwa sampai dengan bulan September 2022, Allianz Life Indonesia telah menerima lebih dari 2000 case claim terkait penyakit GERD dan juga telah membayarkan Asuransi Kesehatan terkait penyakit GERD lebih dari 12 Miliar rupiah.

Namun demikian perlu diingat bahwa tidak semua klaim terkait penyakit GERD ini bisa secara otomatis dibayarkan oleh Asuransi Kesehatan. “Perusahaan Asuransi bisa menjamin pembayaran klaim Asuransi kesehatan terkait penyakit GERD selama penyebabnya bukan dari kondisi psikosomatis”, jelas Lasmintono. Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan GERD melalui penerapan konsep mindful living dan mindful eating menjadi faktor yang penting untuk dilakukan, terutama bagi penderita penyakit GERD yang timbul dari kondisi psikosomatis.

Selanjutnya,untuk memastikan agar klaim Asuransi Kesehatan dari setiap pemegang Polis bisa diterima dan dibayarkan oleh perusahaan Asuransi, Lasmintono juga memberikan beberapa tips, seperti untuk selalu memeriksa kelengkapan dokumen klaim, memastikan Polis tidak dalam kondisi lapse, memenuhi ketentuan Polis serta telah melalui masa tunggu. “Hal lain yang juga penting untuk diingat bagi setiap pemegang Polis asuransi kesehatan adalah untuk selalu memastikan cakupan Polis maupun pengecualian pPlis, memastikan tidak ada Pre-Existing Conditions maupun Non-Disclosure ”, tutup Lasmintono.(BA-06)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini