BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox dan pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo. Cacar monyet kembali menjadi pusat perhatian setelah terjadi kenaikan jumlah kasus di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya sejak bulan Juli 2021.
World Health Organization (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global. Artinya, situasi wabah penyakit menular ini dianggap darurat dan dibutuhkan kerjasama internasional untuk mengatasi penyebaran akan virus tersebut.
Berdasarkan data WHO, sampai dengan tanggal 27 Juli 2022 tercatat lebih dari 18.000 kasus monkeypox yang tersebar di 78 negara dengan kasus tertinggi berada di Eropa (>70%) dan diikuti benua Amerika (25%) yang didominasi di Amerika Serikat.
Meskipun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sampai dengan awal Agustus 2022 ini memastikan kasus Cacar Monyet belum ditemukan di Indonesia, namun melihat kenaikan kasus yang tersebar di beberapa negara mengakibatkan kita harus waspada, salah satunya dengan mengetahui bagaimana cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya untuk diri sendiri dan orang sekitar.
Kontak dengan hewan pengerat dan primata yang terinfeksi virus, kontak dengan ruam, koreng, atau cairan tubuh manusia, pertukaran cairan tubuh saat bertatapan dalam waktu yang lama, berpelukan, atau berhubungan seks, dan menyentuh benda yang sebelumnya telah terkena ruam atau cairan tubuh yang terinfeksi merupakan beberapa cara penularan virus monkeypox yang diketahui hingga saat ini. Selain itu, bagi ibu hamil juga dapat menularkan kepada janin melalui plasenta.
Berbeda dengan cacar air yang pada umumnya memiliki gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, lemas, gangguan pernapasan (batuk atau radang tenggorokan), ruam yang terlihat seperti jerawat yang timbul di wajah, mulut, tangan, kaki, dada, alat kelaim atau anus, cacar monyet juga bisa menyebabkan gejala pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan. Selain itu, ruam yang timbul akan melewati beberapa tahapan berbeda, mulai dari pecah, berkerak, dan menjadi borok atau luka sebelum akhirnya benar-benar pulih. Meski jarang, komplikasi akibat cacar monyet juga dapat berakibat fatal dan menyebabkan pasien meninggal.
Allianz Life Indonesia Gelar ASN Kick Off dan Bancassurance Kick Off 2022
Bagi masyarakat atau apabila ada satu anggota keluarganya merasakan gejala dari cacar monyet, berikut sejumlah tips yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan:
- Hindari menyentuh anggota keluarga atau orang yang memiliki ruam seperti gejala cacar monyet
- Jangan menyentuh barang-barang, kasur, handuk, atau pakaian pasien cacar monyet
- Selalu bersihkan area yang bisa terkontaminasi secara teratur
- Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau persiapkan hand sanitizer
Selain itu, bagi masyarakat yang telah terkonfirmasi atau melakukan kontak erat atau berpergian dari negara-negara yang memiliki kasus cacar monyet, dan merasakan gejala yang telah disebutkan sebelumnya, berikut sejumlah langkah yang dapat diikuti untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut:
- Melakukan isolasi di rumah atau fasilitas kesehatan yang tersedia
- Mengenakan pakaian yang menutupi semua ruam
- Jangan mencampurkan pakaian, seprei, dan handuk bersama milik orang lain di rumah
- Jangan bersentuhan dengan orang lain
- Jangan berbagi peralatan makan dan minum dengan orang lain di rumah
- Selalu bersihkan seluruh permukaan dan benda yang telah disentuh
- Selalu kenakan masker medis
Hingga saat ini belum ditemukan pengobatan secara khusus untuk mengobati cacar monyet yang biasanya akan sembuh setelah gejala mereda dalam waktu 2-4 minggu. Berbeda halnya dengan vaksin, saat ini sudah terdapat dua vaksin yang mulai diberikan kepada warga Amerika Serikat untuk meredam penyebaran virus ini, yakni Vaksin Jynneos (Imvamune atau Imvanex) dan ACAM2000. Meskipun vaksin tersebut belum tersedia di Indonesia, menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, vaksin tersebut sama dengan vaksin cacar air yang diberikan sampai pada tahun 1974 di Indonesia. Selain itu, yang tak boleh dilupakan juga untuk perlindungan sedari dini adalah Asuransi Kesehatan.
“Risiko jatuh sakit atau terpapar virus akan menimbulkan gangguan finansial jika tidak dikelola dengan baik. Apalagi, dewasa ini terdapat banyak sekali jenis penyakit baru dan biaya medis selalu naik setiap tahunnya. Agar kondisi keuangan tidak terganggu akibat terdapat anggota keluarga yang sakit, maka diperlukan Asuransi Kesehatan,” ujar Verawaty, Head of Health Proposition Allianz Life Indonesia.
Keputusan memiliki Asuransi Kesehatan adalah pilihan yang tepat karena asuransi ibarat payung, yang baru bekerja saat dibawa sebelum hujan turun. Artinya, asuransi hanya bisa dimiliki saat masih sehat dan juga akan lebih baik apabila dimiliki sejak usia muda. Sehingga, premi yang perlu dibayarkan oleh nasabah juga masih terjangkau karena risiko jatuh sakit dan kematian masih kecil.
Salah satu produk yang dapat memberikan perlindungan kesehatan terkait cacar monyet (yang membutuhkan perawatan yang dibutuhkan secara medis) bagi seluruh anggota keluarga ialah Hospital & Surgical Care Premier Plus (HSCP Plus) dari Allianz Indonesia. HSCP Plus adalah produk Asuransi Kesehatan yang memberikan perlindungan kesehatan untuk diri sendiri dan orang terkasih. Dengan memiliki HSCP Plus, Tertanggung bisa memperoleh Plus Opsi, Plus Layanan, dan Plus Manfaat yang beragam dan dapat dipilih sesuai kebutuhan masing-masing.
“Dengan memiliki Asuransi Kesehatan, maka kamu dapat meminimalisir risiko finansial yang perlu kamu keluarkan apabila kamu atau anggota keluarga mengalami risiko jatuh sakit. Sebab, perusahaan asuransi akan memberikan penggantian biaya rumah sakit tersebut sesuai dengan manfaat Polis yang dimiliki,” tutup Verawaty.(BA-06)