BISNISASIA.CO.ID, BEIJING – Delapan tahun setelah berkunjung ke wilayah Xinjiang, Tiongkok, pada 2014, Presiden Tiongkok Xi Jinping mendatangi wilayah barat laut ini untuk kedua kalinya, serta menggarisbawahi pelaksanaan kebijakan Partai Komunis Tiongkok secara menyeluruh dan konsisten demi mewujudkan tata kelola Xinjiang di era baru. Langkah ini mengemukakan tujuan utama, yakni stabilitas sosial dan keamanan jangka panjang, serta peran penting Xinjiang dalam pengembangan “Belt and Road Initiative”.
Menurut analis, kunjungan Xi ke Xinjiang menjadi cerminan bahwa setelah mencapai perubahan fundamental dari kerusuhan hingga stabilitas, wilayah Xinjiang memasuki fase baru sebagai jembatan menuju kebijakan pintu terbuka Tiongkok di wilayah barat.
Saat berkunjung ke Xinjiang dari Selasa hingga Jumat lalu, Presiden Xi mendatangi banyak tempat di Urumqi. Dia juga pergi ke Shihezi dan Turpan, serta meninjau sejumlah desa dan Xinjiang Production and Construction Corps, sekaligus berbincang dengan warga setempat.
Dalam kunjungannya, Presiden Xi juga mendorong langkah untuk mengembangkan Xinjiang sebagai wilayah yang bersatu, harmonis, sejahtera, dan memiliki kebudayaan modern, serta ekosistem sehat dan masyarakat yang hidup dan bekerja dengan bahagia.
Kunjungan Xi ke wilayah Xinjiang merupakan indikasi kuat dan penting bahwa mempertahankan stabilitas jangka panjang, serta mencapai pembangunan ekonomi, Xinjiang memasuki babak baru dalam pembangunan ekonomi. Xinjiang pun berkembang sebagai pusat penting dalam pengembangan “Belt and Road Initiative” yang digagas Tiongkok, serta jembatan dalam kebijakan pintu terbuka di wilayah barat. Hal ini disampaikan Wang Yuting, Associate Professor, Institute of Chinese Borderland Studies, Chinese Academy of Social Sciences, kepada Global Times.
Xi tekankan pentingnya upaya memperkuat rasa saling memiliki di tengah bangsa Tiongkok
Xinjiang dan seluruh wilayah barat Tiongkok telah mewujudkan stabilitas, dan menjadi landasan bagi Tiongkok untuk terus mengembangkan wilayah barat, serta mempererat kerja sama dengan negara-negara di Asia Tengah dan Barat, menurut Wang. Dia juga mencatat peran Xinjiang sebagai pusat Sabuk Perdagangan Jalur Sutra yang memiliki nilai dan arti strategis.
Rabu lalu, Xi mengunjungi Urumqi International Land Port. “Belt and Road Initiative telah membuahkan hasil nyata sejak pertama kali digagas. Di tengah perkembangan BRI, Xinjiang bukan lagi wilayah pelosok, melainkan wilayah dan pusat penting. Apa yang telah Anda perbuat memiliki makna yang bersejarah,” ujar Xi.
Wang juga menyebutkan, kunjungan Xi di Xinjiang turut menunjukkan kebijakan Tiongkok yang lebih utuh dalam tata kelola Xinjiang di era baru, termasuk menjaga stabilitas di wilayah ini lewat persatuan etnis, membina kebudayaan Xinjiang, meningkatkan kesejahteraan di antara warga lokal, serta mengembangkan Xinjiang berdasarkan perspektif jangka panjang.
Produk buatan Tiongkok dapat diekspor ke Amerika Serikat dan dunia Barat dari wilayah pesisir, begitu pula ke wilayah-wilayah lain lewat area darat di Xinjiang. Hal ini tak hanya memenuhi pesatnya permintaan dari negara-negara tetangga, namun juga mempercepat kebijakan pintu terbuka untuk mencari langkah-langkah baru, seperti yang disampaikan Wang.(BA-06)