Gudskul Menjadi Bagian dari Documenta Fifteen

Gudskul Ekosistem (Foto: Gusti Enda)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Gudskul menjadi bagian dari documenta fifteen yang merupakan pameran seni rupa kontemporer internasional yang akan berlangsung pada 18 Juni – 25 September 2022 di kota Kassel, Jerman. Setiap lima tahun sekali sejak 1955, documenta diselenggarakan di Kassel, dengan menyatukan seniman, pekerja budaya, serta pengunjung. documenta telah dianggap selalu berhasil menjadi satu tolak ukur seni kontemporer dunia, juga cerminan isu-isu sosial terkini.

ruangrupa telah mengukir sejarah dengan menjadi kolektif seni pertama yang memimpin satu edisi documenta dan tercatat sebagai satu-satunya direktur artistik dari Asia dalam perhelatan akbar ini. “Sebuah penghargaan luar biasa dari dunia seni rupa internasional, karena sejak documenta diselenggarakan Tahun 1955, baru kali ini yang menjadi artistik directornya dari Asia. Dan ruangrupa merupakan salah satu entitas yang ada di Gudskul Ekosistem,” kata Arief Arman, selaku manager Gudskul Ekosistem.

Pada pertengahan Juni 2020, Tim Artistik telah memperkenalkan sembilan anggota lumbung pertama, salah satunya Gudskul. “Persiapan Gudskul untuk documenta sudah dimulai sejak akhir tahun 2020 lalu ketika terpilih sebagai Lumbung Member.” ucap Mg. Pringgotono, selaku Direktur Gudskul Studi Kolektif.

Gudskul: studi kolektif dan ekosistem seni rupa kontemporer sendiri merupakan ruang belajar untuk publik yang dibentuk oleh tiga kelompok seni di Jakarta: ruangrupa, Serrum, dan Grafis Huru Hara (GHH). Sejak awal 2000-an, ketiganya aktif bekerja dalam ranah seni rupa kontemporer dengan menggunakan model kerja kolektif dan kolaboratif. Pada 2015, kelompok-kelompok tersebut bersepakat untuk membentuk ekosistem bersama dengan tawaran nilai-nilai yang muncul dari proses berkolektif: kesetaraan, berbagi, solidaritas, pertemanan, dan kebersamaan.

ruangrupa dan Tim Artistik memilih bekerja dengan anggota lumbung dan seniman lumbung berdasarkan model mereka yang menginspirasi, praktik seni mereka yang kuat berakar dalam struktur sosial setempat, serta eksperimentasi organisasi dan ekonomi mereka yang sejalan dengan nilai-nilai lumbung. Tim Artistik dan anggota lumbung saling terhubung secara virtual melalui pertemuan-pertemuan rutin bernama lumbung majelis untuk mengalirkan ide dari satu tempat ke tempat lain. Pertemuan yang disebut sebagai majelis memainkan peran penting dalam proses lumbung.

Nilai-nilai dan gagasan lumbung merupakan fondasi documenta edisi kelima belas. Lumbung adalah aglomerasi ide, cerita, energi, waktu, dan sumber daya lainnya yang dapat dibagikan. Lumbung akan beroperasi dalam proses menuju documenta fifteen dan setelahnya. Lumbung sebagai arsitektur yang dikelola secara kolektif untuk penyimpanan makanan menjaga kesejahteraan suatu komunitas secara jangka panjang, melalui sumber daya komunal dan saling jaga, serta dikelola berdasarkan serangkaian nilai-nilai yang dipegang bersama, ritual kolektif, serta prinsip organisasional. ruangrupa menerjemahkan dan meneruskan tradisi berbagi ini dalam praktik sehari-hari.

Gudskul Ekosistem Membuka Ruangnya Selama 100 Hari dengan Tajuk 100 Hari Jagakarsa

Gudskul bikin Sekolah di documenta fifteen

Gudskul membuat sekolah kolektif dalam ruang Museum Fridericianum, yang terdiri dari berbagai ruang pertemuan dan tempat tinggal, seperti Dormitory, Gudkitchen, dan Gudspace. Juga terdapat berbagai karya interaktif berbasis permainan seperti Collective Card, Speculative Collective Board Game, Nongkrong Chess, dan Temujalar Digital Station. Di ruangan ini akan banyak diseminasi pengetahuan dalam bentuk buku, video, mural yang menggambarkan bagaimana mekanisme ekosistem Gudskul bekerja.

Gudskul mengusung konsep temujalar. Konsep ini diambil dari falsafah rimpang (Rhizome) dengan tujuan untuk mengkoneksikan gagasan, pengalaman, pengetahuan, pertemanan agar antar kolektif dapat saling bertemu dan menjalar. Melihat ekosistem documenta lima belas sebagai sumber pengetahuan, Gudskul mencoba untuk mengelola pengetahuan tersebut sebagai sebuah sekolah, yang merupakan kelanjutan dari metode pedagogis seni eksperimental dalam praktik kolektif dan kolaboratif yang telah dilakukan oleh Gudskul sejak angkatan pertama pada tahun 2018.

Peserta Sekolah Temujalar atau Studi kolektif angkatan ke lima ini terdiri dari kolektif-kolektif seni di Indonesia, Malaysia, Australia, dan Hongkong. Peserta akan menjalani proses pembelajaran kolektif kritis yang mengedepankan pentingnya dialog spekulatif dan berorientasi solusi melalui praktik langsung dan pembelajaran berbasis pengalaman. Berawal dari kultur nongkrong di Indonesia, di mana orang-orang dari berbagai kalangan dapat duduk bersama dalam lingkaran tanpa tujuan dan batasan waktu tertentu, berbagi cerita dan pengetahuan, menciptakan waktu bersama dan tempat yang aman.

Untuk melampaui Sekolah Temujalar, Gudskul juga membuat platform digital Temujalar (temujalar.art) yang didasarkan pada gagasan bahwa platform online memungkinkan pertukaran pengetahuan melintasi batas geografis dan zona waktu (di luar documenta fifteen). Ketimpangan kesempatan mobilitas fisik bagi banyak orang (yang bisa disebabkan oleh pandemi, peraturan visa masing-masing negara, kurangnya subsistensi, dukungan institusional dan akses) telah membuat internet menjadi pintu gerbang bagi para seniman untuk saling terhubung.

Tidak hanya di Kassel, kegiatan Gudsul juga berlangsung di Jagakarsa tempat Gudskul berada dalam format 100 hari Jagakarsa. “Bagi Gudskul, praktik dan semangat kerja bersama dalam budaya masyarakat Indonesia adalah kekuatan dan metode yang tidak dapat disepelekan. Documenta fifteen merupakan momen penting untuk dapat menjangkau orang-orang yang belum pernah terhubung dan saling berbagi. Baik itu berbagi sumber daya, ruang, pengetahuan, karya, ide, dan jaringan pertemanan. Gagasan-gagasan inilah yang menjadi dasar atas kegiatan seni yang kami kerjakan baik di Kassel dan Jakarta. Harapannya, “gotong royong” kesenian ini dapat terus berjalan melampaui berlangsungnya 100 hari documenta fifteen dan tidak hanya terpusat di Kassel, namun juga berbagai wilayah yang terkoneksi dengan Gudskul”. ucap Gesyada, perwakilan dari Koordinator Subjek Gudskul Studi Kolektif.(BA-06)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini