BISNISASIA.CO.ID, DEPOK – Menyambut Semester II tahun ini PT Diamond Citra Propertindo Tbk atau Diamond Land Development optimis karena kondisi pasar mulai bergerak.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2005 ini telah melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun tahun lalu dengan kode DADA.

Dalam pengembangan proyeknya, Diamond Land Development memiliki karakter dan konsep produk yang berbeda.

Dan saat ini Diamond Land sedang menggarap 15 proyek di berbagai lokasi, Jakarta dan sekitarnya.

Pengembangan proyek-proyek ini menurut Tony Hartono Marketing Director Diamond Land Development selalu mengikuti perkembangan dan kebutuhan pasar.

“Proyek-proyek tersebut kita pasarkan dengan harga beragam, ada yang Rp 150 juta hingga miliaran rupiah dengan produk yang berbeda-beda mulai dari landed house, apartemen, town house, aparthouse hingga condovilla,” jelas Tony dalam acara webinar yang diselenggarakan Jum’at(18/06) dengan tema PCR (Property Cuan Rising) yang diadakan di Dave Apartment Depok yang merupakan salah proyek Diamond Land.

Tony menambahkan, produk Diamond Land dengan harga Rp 150 jutaan dikembangkan untuk menyasar segmen milenial.

“Jadi jangan takut, kita pun memberikan kemudahan dalam pola bayar sehingga lebih memudahkan bagi konsumen milenial,” imbunya.

Produk yang dimaksud adalah Gucci 1 Apartment yang berlokasi di ruas Jl Raya Bogor (Depok) yang merupakan bagian dari proyek perumahan D’Marco yang juga dikembangakan Diamond Land.

Sementara salah satu nara sumber lainnya yaitu Wakil Ketua DPP Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (AREBI) Nurul Yaqin menegaskan bahwa penjualan properti dengan harga mulai dari Rp150 juta merupakan langkah yang sangat tepat untuk mendorong milenial membeli properti.

Apple3 Condovilla di Lebak Bulus Jakarta Mulai Dibangun

Menurutmya lagi, milenial dapat diarahkan pula sebagai investor dengan membeli dalam lebih dari satu unit dengan harga yang sangat terjangkau itu.

“Untuk milenial yang baru pertama membeli properti, jangan diberikan properti harga miliaran pada tahap awal,” tegas Nurul Yaqin.

Ia menambahkan bahwa pasar milenial dalam industri properti merupakan segmen pasar yang cukup besar sebagai pembeli rumah pertama.

Menurut Nurul Yaqin, saat ini milenial harus disadarkan karena developer tidak mau menawarkan harga yang susah dijangkau, milenial harus melihat ini adalah peluang investasi karena selepas pandemi Covid 19 harga akan terkerek naik.

 “Ada harga yang terpendam sehingga nanti langsung melonjak setelah selesai pandemi.

Dengan demikian, sekarang ini memang menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi di properti,” jelas Nurul Yaqin.

Sementara Novi Imelly, Advisor & Property Expert menyatakan bahwa saat ini produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang akan direspon atau dibeli.

“Walau saat ini diakui untuk apartemen ada istilah over suplay namun tetap ada transaksi.

Dan transaksi yang terjadi tentunya produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan tentunya harga yang terjangkau,” tegasnya.

Terkait pembiayaan untuk milenial, Suryanti Agustinar, Senior Vice President Non Subsidized Mortgage & Personal Lending Division PT Bank Tabungan Negara Tbk menyarankan agar milenial melihat properti sebagai investasi dan pada awalnya bisa difungsikan sebagai tempat tinggal (end-user).

Untuk itu BTN pun menurut Suryanti terus memacu bisnisnya yang fokus pada pembiayaan properti. Dengan demikian, lanjutnya, Bank BTN kini juga siap untuk membiayai mereka yang bermasud menginvestasikan dana mereka di properti. Dia juga menyarankan pembeli properti memilih produk yang dibangun oleh developer yang telah bekerja sama dengan perbankan.

“Selain itu, saat ini pemerintah pun memberikan kemudahan untuk pembelian properti. Tidak hanya dalam persyaratan tapi juga kemudahan uang muka hingga keringanan pajak-pajak di sektor properti,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini