BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Sampah plastik di Indonesia terus meningkat mencapai level yang semakin sulit untuk dikelola. Untuk itu, The National Plastic Action Partnership (NPAP) Indonesia bekerjasama dengan UpLink dan the Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA) meluncurkan the Informal Plastic Collection Innovation Challenge.
Kompetisi inovasi ini ditujukan untuk mencari solusi untuk meningkatkan pengintegrasian pekerja sektor informal di bidang pengelolaan sampah.
Inisiasi ini pun didukung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Ia mengatakan, akan mengambil tindakan tegas di setiap tingkatan dan di setiap sektor di Indonesia untuk melakukan transformasi yang diperlukan untuk mencapai zero-plastic-pollution di Indonesia.
“Kami tidak akan membiarkan krisis penanganan sampah plastik terus berkembang; sebaliknya, kami mengambil tindakan tegas di setiap tingkatan dan di setiap sektor di Indonesia untuk melakukan transformasi yang diperlukan untuk mencapai zero-plastic-pollution di Indonesia,” katanya.
Sri Indrastuti Hadiputranto, ketua NPAP Indonesia mengatakan, The Informal Plastic Collection Innovation Challenge bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengumpulan sampah dari sektor informal yang telah memainkan peran penting dalam infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia.
“Kontribusi besar sektor informal untuk mencegah pencemaran plastik belum banyak diakui dan para pemulung sering bekerja dengan bayaran rendah dalam kondisi yang tidak aman, oleh karena itu, penting bagi kita untuk menemukan solusi untuk meningkatkan kinerja serta kesejahteraan pelaku sektor informal,” katanya.
Sementara Kristin Hughes, Direktur Global Plastic Action Partnership di Forum Ekonomi Dunia mengatakan, melalui the Informal Plastic Collection Innovation Challenge, pihaknya berharap dapat memberikan penghargaan kepada solusi yang dapat meningkatkan efektivitas pengumpulan sampah dengan meningkatkan transparansi, kapasitas dan peran sektor informal serta dengan memfasilitasi peluang kerja yang layak bagi pekerja informal.
“Pengumpulan sampah yang lebih baik mampu meningkatkan jumlah sampah plastik yang masuk ke fasilitas daur ulang dan mencegahnya mencemari lingkungan, yang membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem,” ucapnya.
Sedangkan, Klaus Oberbauer, Manajer Program OPPA mengatakan, memfasilitasi kesempatan kerja yang layak bagi pekerja informal dapat meningkatkan pengumpulan sampah, yang berarti lebih banyak plastik akan masuk ke fasilitas daur ulang dan mencegahnya mencemari lingkungan.
“Dengan mendukung pemangku kepentingan utama pengelolaan limbah dari semua sektor, kami memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan tujuan mereka. Kami akan menggunakan wawasan ini untuk memungkinkan inovasi dan kolaborasi yang meningkatkan mata pencaharian pekerja informal, meningkatkan jumlah sampah yang mereka kumpulkan dan dengan demikian bertindak sebagai pendorong untuk meningkatkan daur ulang di seluruh ekosistem pengelolaan sampah Indonesia,” katanya.(BA-04)