BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Acronis, global leader dalam bidang cyber protection, hari ini merilis hasil survei Cyber Protection Week yang kedua, dimana ditemukan tidak adanya hubungan antara kebutuhan perusahaan untuk melindungi data mereka dengan investasi yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Meskipun pada tahun 2020 perusahaan membeli sistem baru untuk mengaktifkan dan mengamankan pekerja jarak jauh selama pandemi COVID-19, investasi tersebut tidak membuahkan hasil. Survei global menemukan bahwa 80% perusahaan sekarang menjalankan sebanyak 10 solusi secara bersamaan untuk kebutuhan perlindungan data dan keamanan siber mereka – namun lebih dari setengahnya mengalami downtime yang tidak terduga karena kehilangan data di tahun lalu.
Temuan survei tahunan Acronis, dari 4.400 pengguna dan profesional TI di 22 negara di enam benua, menghilangkan mitos bahwa menambahkan lebih banyak solusi akan menyelesaikan tantangan data protection dan cybersecurity. Berinvestasi dalam menambah jumlah solusi tidak memberikan lebih banyak perlindungan, dalam banyak kasus mengelola perlindungan di beberapa solusi akan menciptakan kompleksitas yang lebih besar dan visibilitas yang lebih sedikit untuk tim TI, sehingga malah akan meningkatkan risiko keamanan.
Serguei “SB” Beloussov, Pendiri dan CEO Acronis mengatakan, survei Cyber Protection Wee” Dunia Maya tahun ini dengan jelas menggambarkan bahwa lebih banyak solusi yang digunakan bukan memberikan perlindungan yang lebih besar, karena menggunakan alat terpisah untuk menangani jenis keterpaparan individual menjadi rumit, tidak efisien, dan mahal.
“Temuan ini meyakinkan kami bahwa pendekatan yang lebih cerdas adalah perlindungan dunia maya, yang menyatukan data protection, cybersecurity, dan endpoint management menjadi satu kesatuan,” kata Serguei.(BA-04)