BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Banyak krisis telah menyebabkan masyarakat mencari peluang baru, dan tidak terkecuali pandemi yang diikuti dengan peralihan ke model WFH (Work From Home). Hal ini kemungkinan akan mempercepat tren yang mendasari kehidupan urban dan meningkatkan kualitas hidup penduduk perkotaan.
Meskipun pandemi belum berakhir dan tidak ada satu pun yang mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi selanjutnya, Kaspersky telah mengamati kemunculan beberapa tren, seiring upaya perusahaan dalam membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman melalui solusi inovatif untuk melindungi kota, bisnis, dan masyarakat.
Chris Connell, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kasperskymembagikan pandangan tentang bagaimana lingkungan hidup kita telah diatur untuk menghadapi perubahan mengikuti pengaruh teleworking dan bagaimana dunia fisik akan berinteraksi dengan virtual, serta teknologi apa yang akan memberdayakan pergeseran ini; dan apa yang bisa dilakukan untuk membuat proses ini menjadi lebih aman.
Sudah dua tahun berturut-turut, kita menyaksikan kerja jarak jauh berlangsung ‘secara massal’, dan bagaimana berbagai sektor ekonomi benar-benar didorong oleh perubahan tersebut. Salah satunya jelas adalah e-commerce, karena proses mengunjungi toko secara fisik yang lebih rumit.
Fenomena pandemi di seluruh dunia telah menyebabkan volume paket online yang lebih tinggi, yang juga dibuktikan dengan peningkatan layanan pengiriman.Orang-orang terbiasa menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, sehingga toko gelap, pengiriman makanan, dan digitalisasi keseluruhan dari pengalaman perdagangan akan terus tumbuh dan menjadikan pembayaran nirsentuh sebagai norma baru.
Jadi dengan sebagian besar dari kita tinggal dan bekerja di rumah, COVID-19 telah menjadi katalisator untuk percepatan bangunan cerdas dan teknologi rumah pintar. Dalam hal keamanan pribadi rumah pintar, elemen keamanan tertentu menjadi angat penting – seperti mengonfigurasi jaringan Wi-Fi rumah dengan benar atau melindungi perangkat dan panel kontrol dengan kata sandi unik yang kuat.
Jutaan karyawan kerah putih (white-collar) yang telah menikmati kesempatan untuk bekerja dari mana saja merasa perlu untuk membuat kantor virtual di rumah, tempat mereka dapat berkonsentrasi penuh.
Dan, saat dunia mulai mempertimbangkan model kerjahibrida, sebagian besar pekerja kemungkinan besar akan pergi ke kantor hanya dua atau tiga hari seminggu. Pekerjaan virtual akan tersedia bagi siapa saja yang menginginkannya. Namun, kebutuhan untuk pengaturan dukungan TI juga turut menambah beban karyawan. Salah satu saran sederhana yang dapat diterapkan yaitu mulailah dengan mengaktifkan VPN- tidak peduli apakah Anda bekerja di rumah atau di jaringan Wi-Fi publik – untuk melindungi data, menyembunyikan alamat IP, dan memastikan tindakan online tidak terganggu.
Hadirnya COVID-19, jutaan orang kini mulai beralih dari apartemen mereka di kepadatan pusat kota menuju lokasi yang jauh lebih hijau, dengan lebih sedikit kontak sesama manusia. Namun, kesimpulan lain yang diajarkan pandemi kepada kita adalah bahwa masyarakat masihmenginginkan adanya pertemuan tatap muka.
“Saat merencanakan ruang lingkup kehidupan, para pengembang perlu menyediakan infrastruktur bagi masyarakat, yang dapat menciptakan peluang untuk berkomunikasi dan rekreasi, meningkatkan rasa kebersamaan, serta mendukung pengembangan dan kesehatan manusia. Teknologi yang mampu membersihkan ruang publik, memungkinkan akses tanpa kontak, atau mewujudkan pariwisata dari rumah dengan bantuan VR dan AR memungkinkan membawa kita lebih dekat ke masa depan rumah pintar dan kota pintar. Melalui misi perusahaan untuk menuju masa depan, kami percaya bahwa siapa pun dapat memperoleh manfaat dari teknologi dan meyakini bahwasolusi keamanan siber akan menjaga proses ini,” tutup Connel.(BA-04)