BISNISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Tren menggunggah foto makanan telah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat. Makanan dengan nuansa warna yang cerah berpadu dengan desain yang artistik dirasa efektif menumbuhkan hubungan emosional yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa elemen warna memainkan peran penting dalam meningkatkan daya tarik visual pada makanan dan minuman tersebut.
Namun tersimpan bahaya dalam warna makanan yang diunggah dalam media sosial. Ada dua alternatif sumber atau bahan dalam memilih pewarna makanan. Pertama, pewarna alami yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti mineral, tumbuhan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Pilihan kedua adalah pewarna buatan yang dibuat dengan bahan kimia yang berasal dari minyak bumi. Hanya dengan melihat kedua sumber pewarna makanan tersebut, maka tidaklah sulit untuk menebak mana yang lebih baik untuk Anda.
Sebagai contoh penggunaan zat pewarna pada makanan dapat terlihat pada dessert box dengan rasa red velvet, salah satu makan yang sempat viral pada sosial media dengan jumlah unggahan lebih dari 10 juta dengan tagar #Dessetbox.
Dalam pembuatan red velvet membutuhkan pewarna makanan merah untuk menghasilkan warna merah tua yang menjadi ciri khas dari kue tersebut. Untuk mendapatkan warna merah alami, kita bisa menggunakan bahan yang berasal dari sumber alami seperti bit merah, ubi jalar, lobak merah, wortel hitam atau bahkan serangga Cochineal.
Meskipun demikian, beberapa produsen lebih memilih menggunakan pewarna buatan, seperti pewarna merah 40 atau yang sering disebut juga dengan allura red AC.
Menurut hasil studi dari The Center of Science in the Public Interest, mengidentifikasi bahwa zat pewarna ini merupakan salah satu pewarna makanan buatan yang lebih umum dan dapat berpotensi memicu reaksi seperti alergi pada beberapa konsumen serta memberikan pengaruh pada masalah perilaku seperti ADHD pada anak-anak sebagai salah satu efeknya.
Untuk menghindari pewarna buatan dan merasa aman saat menikmati makanan atau minuman, Anda bisa mulai lebih memperhatikan label kemasan pada produk. Membaca daftar bahan pada kemasan dapat membantu Anda untuk lebih memahami bahan apa yang digunakan dalam pembuatan produk.
Selain itu, melakukan sedikit riset secara online juga dapat membantu dalam membuat pilihan yang lebih tepat. Berdasarkan peraturan BPOM tentang bahan makanan, pewarna makanan buatan pada daftar bahan diwakili oleh kode pelabelan seperti CI 19140 untuk tartrazine, pewarna kuning buatan, Pewarna Merah 40, Biru 1, dan lainnya.
Adapun untuk produk dengan pewarna makanan alami akan mencantumkan tulisan ‘pewarna alami’ pada daftar bahan produk. Selain itu, ada juga kategori pewarna alami yang disebut ‘coloring foods‘ atau ‘coloring foodstuffs‘ yang terbuat dari buah dan sayuran yang diekstraksi dengan metode pengolahan yang sederhana dan alami.
Produk yang menggunakan tipe pewarna alami ini dapat menampilkan klaim ‘konsentrat buah atau sayuran’ pada daftar bahannya. Pewarna alami tipe ‘coloring foodstuffs’ ini adalah pilihan yang tepat bagi brand yang ingin memposisikan produknya sebagai ‘clean label’’.(BA-04)