BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kaspersky menggelar Forum Kebijakan Online Asia Pasifik (APAC Online Poilicy Forum) II bertajuk “Guardians of the Cyberspace: can justice always prevail?” atau dalam bahasa berarti “Penjaga Dunia Maya: Dapatkah Keadilan Selalu Menang?”.
Kaspersky mencatat pergeseran target pelaku kejahatan siber – dari ponsel cerdas dan perangkat pribadi ke sistem kontrol industri (ICS) dan Internet of Things (IoT). Kaspersky juga berbagi perspektif sektor swasta untuk mengatasi tantangan dalam membangun transformasi digital yang memiliki kekokohan dan keamanan siber di Asia Pasifik.
Dikatakan Kaspersky, sejak awal penguncian sosial atau masa karantina, pihaknya telah mengamati bagaimana lanskap keamanan siber global dipengaruhi oleh pandemi. Di satu sisi, orang-orang berisiko lebih besar mengalami ancaman dunia maya karena mereka bekerja dari jarak jauh dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk online.
“Di sisi lain, ada lebih banyak pelaku kejahatan siber, dan mereka semakin terampil dan berpengalaman. Pada tahun 2020 kami melihat deteksi file berbahaya yang unik meningkat 20 hingga 25 persen sehari. Dan hari ini, peneliti kami juga memantau dengan cermat lebih dari 200 grup aktor ancaman dunia maya yang bertanggung jawab atas serangan yang sangat ditargetkan terhadap bank, pemerintah, atau infrastruktur penting negara,” kata Eugene Kaspersky, CEO Kaspersky, melalui keterangannya.
Forum ini menggarisbawahi bagaimana kebijakan dan strategi dibentuk di kawasan Asia Pasifik, bagaimana kebijakan serta strategi tersebut tetap relevan dan efektif di tengah keberlanjutan pergeseran lanskap ancaman di wilayah ini, dan bagaimana pemerintah dapat selangkah lebih maju dari para pelaku kejahatan siber.
Sedangkan Direktur Infrastruktur Informasi Kritis Nasional, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Nur Achmadi Salmawan, setuju dan berbagi bahwa BSSN juga melibatkan beberapa instansi pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk menyebarkan kesadaran keamanan siber di masyarakat Indonesia.
Berfokus pada perlindungan kepentingan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, ia menyoroti bahwa pada Desember lalu BSSN telah meluncurkan Rancangan Strategi Keamanan Siber Nasional untuk negara. Strategi tersebut ditujukan untuk memerangi ancaman teknis dan bahkan ancaman sosial di Indonesia.
Nur menambahkan, media sosial menjadi senjata bagi organisasi dan individu untuk memanipulasi informasi demi kepentingannya sendiri. Penting untuk menginformasikan kepada masyarakat bagaimana menggunakan internet dengan benar dan aman.(BA-04)