Coca-Cola Foundation Indonesia dan Greeneration Foundation Kelola Sampah di Destinasi Wisata

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama Greeneration Foundation menyampaikan pencapaian dari program EcoRanger Banyuwangi pada Kamis (21/1/2021). Program tersebut merupakan pilot project dari Ecoranger Indonesia, yaitu implementasi sistem pengelolaan sampah di Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kabupaten Banyuwangi, yang berjalan sejak November 2018.

Program EcoRanger disebut Triyono Prijosoesilo selaku Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia sejalan dengan visi global The Coca-Cola Company, yakni World Without Waste. Hal ini juga merupakan upaya keberlanjutan perusahaan untuk menjadi bagian solusi terhadap tantangan lingkungan alam di dunia, sekaligus membangun ekosistem ekonomi sirkuler.

“Melalui program EcoRanger, Coca-Cola bersama dengan Greeneration Foundation mendukung implementasi praktik pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia dengan memberikan layanan Community Based Implementation (CBI). Kami sangat senang program ini telah berhasil mendorong masyarakat Desa Sumberagung untuk turut berpartisipasi dalam pelestarian daerah wisata dengan meningkatkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat,” ungkap Triyono dalam rilis resmi.

Hingga saat ini, pencapaian program menyentuh setidaknya lima aspek. Masin-masing adalah terbentuknya struktur organisasi tim EcoRanger di wilayah Banyuwangi, partisipasi masyarakat setempat, pendanaan melalui implementasi social entrepreneurship, regulasi berupa pendampingan pemerintah setempat dalam penyusunan peraturan Desa Sumberagung Nomor 08 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga), dan operasional berupa pendirian Sektor Kelola Sampah (SEKOLA) sebagai infrastruktur persampahan dan fasilitas pengelolaan sampah terpadu.

Pantai Pulau Merah sendiri terpilih dalam program EcoRanger Banyuwangi karena popularitasnya sebagai ikon pariwisata di Jawa Timur. Namun, kegiatan pariwisata di destinasi wisata yang juga menyimpan situs geologis Geoprak Nasional Ijen ini ternyata menghasilkan sekitar lebih dari 4 ribu kg sampah setiap bulan.

Akibatnya bukan hanya lokasi wisata yang jadi kotor sehingga mengganggu kenyamanan, namun juga memberi citra buruk bagi pengelola maupun pemerintah daerah setempat. Di sini, dibutuhkan kolaborasi dan aksi nyata dalam upaya mencegah, mengendalikan, serta menangani sampah.

“Melalui dukungan masyarakat dan pemerintah setempat, kini EcoRanger telah mampu memberikan banyak manfaat dalam pengelolaan sampah di destinasi wisata. Salah satunya yakni penyelenggaraan kegiatan bersih pantai setiap seminggu sekali. Kegiatan tersebut biasanya diikuti oleh para wisatawan domestik dan mancanegara yang sedang berkunjung di pantai Pulau Merah,” kata co-founder Greeneration Indonesia, Mohamad Bijaksana Junerosano.

Junerosano memaparkan, sampah yang terkumpul akan dipilah bersama dan disalurkan ke SEKOLA berdasarkan jenis, yaitu anorganik (recyclable), organik, dan residu. Saat ini, SEKOLA dibangun non-permanen di lahan milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan seluas 250 m2. Ke depannya, SEKOLA diharapkan menjadi cikal pembangunan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah ReduceReuseRecycle).

Ditambahkan, SEKOLA juga menghasilkan sejumlah produk dari pengolahan sampah, antara lain pupuk kompos dan pot sabut kelapa.

“Selain mengolah sendiri sebagian sampah yang terkumpul, kami menyalurkan sampah anorganik ke Bank Sampah dan sampah residu kami kirimkan ke tempat pembuangan sampah akhir. Hingga akhir tahun 2020, SEKOLA yang dibangun bersama oleh kami, Yayasan Greeneration dan Coca-Cola Foundation Indonesia telah mampu mengelola sampah lebih dari 190 ton per tahun,” lanjut Junerosano.

Junerosano memaparkan, sampah yang terkumpul akan dipilah bersama dan disalurkan ke SEKOLA berdasarkan jenis, yaitu anorganik (recyclable), organik, dan residu. Saat ini, SEKOLA dibangun non-permanen di lahan milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan seluas 250 m2. Ke depannya, SEKOLA diharapkan menjadi cikal pembangunan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah ReduceReuseRecycle).

Ditambahkan, SEKOLA juga menghasilkan sejumlah produk dari pengolahan sampah, antara lain pupuk kompos dan pot sabut kelapa.

“Selain mengolah sendiri sebagian sampah yang terkumpul, kami menyalurkan sampah anorganik ke Bank Sampah dan sampah residu kami kirimkan ke tempat pembuangan sampah akhir. Hingga akhir tahun 2020, SEKOLA yang dibangun bersama oleh kami, Yayasan Greeneration dan Coca-Cola Foundation Indonesia telah mampu mengelola sampah lebih dari 190 ton per tahun,” lanjut Junerosano.

Junerosano memaparkan, sampah yang terkumpul akan dipilah bersama dan disalurkan ke SEKOLA berdasarkan jenis, yaitu anorganik (recyclable), organik, dan residu. Saat ini, SEKOLA dibangun non-permanen di lahan milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan seluas 250 m2. Ke depannya, SEKOLA diharapkan menjadi cikal pembangunan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah ReduceReuseRecycle).

Ditambahkan, SEKOLA juga menghasilkan sejumlah produk dari pengolahan sampah, antara lain pupuk kompos dan pot sabut kelapa.

“Selain mengolah sendiri sebagian sampah yang terkumpul, kami menyalurkan sampah anorganik ke Bank Sampah dan sampah residu kami kirimkan ke tempat pembuangan sampah akhir. Hingga akhir tahun 2020, SEKOLA yang dibangun bersama oleh kami, Yayasan Greeneration dan Coca-Cola Foundation Indonesia telah mampu mengelola sampah lebih dari 190 ton per tahun,” lanjut Junerosano.

Triyono menegaskan, sebagai lembaga non-profit, Yayasan Greenation dan Coca-Cola Foundation Indonesia berkomitmen terus mengawal isu persampahan di destinasi wisata. Terlebih, inisiatif tersebut juga merupakan dukungan terhadap agenda pemerintah dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

“Belajar dari program EcoRanger, kita telah melihat bahwa kolaborasi merupakan salah satu kunci untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Kami sebagai inisiator dari program EcoRanger, turut mengundang perusahaan lainnya untuk melanjutkan upaya kami, bersama dengan Yayasan Greeneration berkolaborasi menciptakan destinasi wisata bebas sampah,” kata Triyono.(BA-04)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini